Keberagaman Budaya di Australia Pengaruhi Karya Desainer Dunia
Akira Isogawa, perancang busana dunia berdarah Jepang, mengaku jika multikultur yang ada di Australia telah mempengaruhi kehidupan dan rancangannya.
Akira Isogawa lahir dan dibesarkan di Kyoto, Jepang. Ia pernah tinggal di Australia selama lebih dari 30 tahun.
"Saya merasa [Australia] adalah tempat yang sangat langka, terutama saat melihat apa yang terjadi di dunia saat ini, yang kadang tidak nyaman," katanya.
Akira ikut berpartisipasi dalam pameran 'Flora and Fauna: The Nature of fashion' di Galeri Seni Bundaberg, negara bagian Queensland, Australia.
Dengan rancangannya yang dikenal berlapis-lapis dalam serat alami, Akira telah berkiprah di dunia mode dan fesyen Australia sejak tahun 1996.
Sebagian besar dari hidupnya telah ia habiskan dengan bekerja di Sydney, New York, Paris dan Tokyo. Karenanya ia sangat senang untuk bisa memiliki kesempatan mengunjungi kawasan pinggiran di Queensland.
"Setiap desainer yang berhasil secara komersil akan terus memperhatikan kota-kota besar," katanya. "Tapi bagi saya, datang ke Bundaberg dan kemudian bertemu orang-orang justru memberikan inspirasi."
Ia mengaku jika selalu memikirkan para kliennya di Queensland, saat merancang koleksi terbarunya.
Menurutnya dengan berpikir soal Australia telah meningkatkan daya tarik internasional dari label miliknya.
"Saya punya sejumlah klien di Perancis selatan dan mereka menghargai Australia," katanya. "Iklim kedua negara sangat mirip, karena hangat sepanjang tahun."
"Mereka berpikir Australia memiliki visi segar, mengingat Australia adalah negara yang muda."
Tapi latar belakang budayan Jepang juga tidak pernah dilupakan saat ia merancang karyanya.
"Karya saya selalu punya unsur Jepang," katanya.
"Tapi saya tidak pernah memaksakan ada pengaruh Jepang dalam rancangan, jadi itu datang secara alami saja," ujarnya.
"Inilah hal yang benar-benar indah soal Australia, bisa diterima bahwa Australia adalah negara multikultural."