Kebiasaan Mengenakan Masker Selamatkan Nyawa di Singapura, Jepang, dan Korsel
Jaringan televisi nasional NHK melaporkan bahwa pemerintahan lokal kewalahan meyakinkan warga untuk membuka masker pada periode di mana hawa sangat panas sehingga seorang gubernur lokal memutuskan untuk tidak mengenakan masker demi memberikan contoh pada masyarakat.
"Mengenakan masker sudah menjadi kebiasaan setiap hari sehingga warga enggan membukanya dan juga mereka merasa sulit melepaskannya ketika semua orang lain tetap menggunakannya," kata Gubernur Miyagi Murai Yoshihiro.
Sejarah penggunaan masker di Korea Selatan
Ketika Korea Selatan mencabut mandat penggunaan masker di luar ruangan di bulan Mei, kantor berita Reuters melaporkan banyak warga tetap mengenakan masker karena masih adanya varian Omicron.
Sejak itu kematian karena COVID di sana tetap rendah walau sekarang Korea Selatan harus menangani meningkatnya kasus dari sub varian BA.4 dan BA.5.
Menurut perkiraan dari Pusat Pencegahan Penyakit Menular Korea Selatan, negeri itu akan mencatat sekitar 200 ribu kasus setiap hari dari bulan Agustus sampai Oktober.
"Bila sepertiga saja dari perkiraan itu benar, kami akan mengalami hal yang sama seperti Omicron tahun lalu, ketika terjadi puncak penyebaran kasus di Korea," kata Dr Yujin Jeong dalam sebuah konferensi di Sydney minggu lalu.
"Jadi apa strategi utama menghadapi kenaikan kasus baru di Korea? Tetap saja meminimalkan penyakit serius di kalangan kelompok berisiko tinggi dan tetap mempertahankan gaya hidup kami."
Selama beberapa puluh tahun terakhir, faktor lingkungan juga menjadi dasar bagi kebiasaan menggunakan masker di Korea termasuk kekhawatiran mengenai polusi dan fenomena musiman Hwangsa, di mana debu gurun dari Tiongkok terbang ke Semenanjung Korea.