Kebijakan Erick Thohir Terkait Ekonomi Syariah Cerminkan Islam Wasathiyah
"Maka, kalau bicara wasathiyyatun-Islam dalam konteks ekonomi, kita harus memastikan aktivitas-aktivitas ekonomi baik oleh Indonesia maupun kelompok yang dilakukan negara harus menghadirkan nilai keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan untuk semua serta keberlanjutan,” ucapnya.
Sementara itu, Erick Thohir yang hadir dalam sambutannya menyampaikan sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia diprediksi akan menempati empat besar ekonomi dunia, setelah China, India, Amerika Serikat.
“Insyaallah tumbuh terus sampai 2045 dan ini akan menempatkan kita menjadi posisi secara ekonomi nomor empat terbesar di dunia dan kalau kita lihat rangking 1, 2, 3-nya yang umat muslimnya terbesar, ya, Indonesia, ” ujarnya.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu optimistis sebab jumlah populasi muslim terus mengalami pertumbuhan, apa lagi kelas menengahnya akan mengalami kenaikan pendapatan.
“Populasi muslim kita dewasa akan tumbuh dari 161 juta di tahun 2015 menjadi 184 juta di tahun 2025. Tetapi yang terpenting di situ juga tumbuh dalam segi pendapatan, middle class kita yang muslim akan makin kuat dari 39,9 persen bakal mencapai 57,6 persen bahkan 60 persen ini. Ini luar biasa,” ucap Erick.
Namun, Erick merasa tergelitik dengan data bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat produktivitasnya.
“Ada yang menggelitik ketika kita bicara ekonomi keislaman kita ini tingkat konsumtifnya nomor empat terbesar di dunia, apakah fashion, makanan, keuangan, perjalanan. Seperti kita tahu umrah dan haji, media dan rekreasi, kosmetik dan farmasi tetapi ketika bicara produksi, kita tidak masuk 5 besar. Ada yang salah ini,” kata Erick.
Menurut dia, hal itu yang menjadi salah satu dasar pemerintah melakukan penggabungan bank Syariah, jadi Bank Syariah Indonesia (BSI).