Kehidupan Para Wanita Caddy Padang Golf Ibu Kota (2-Habis)
Berburu Yang Seksi Jadi Ajang Taruhan PegolfRabu, 06 Mei 2009 – 06:23 WIB
Shanti (nama samaran, Red) mengatakan, sejak tiga tahun lalu dia bekerja sebagai caddy klub golf di Tangerang. Tugasnya memberikan servis kepada para golfer. "Selain memayungi para pemain, kami juga kerap ngobrol dan bercanda dengan mereka. Pokoknya men-servislah," katanya. Dari ngobrol dan bercanda itulah, kadang-kadang timbul rasa saling suka antara pemain dan caddy-nya. Setelah itu, lanjutnya, biasanya para pegolf yang umumnya orang-orang berduit itu mulai saling tukar nomor handphone. "Udah itu, ya biasanya janjian," ungkapnya.
Menurut pengakuan Shanti, para golfer memang bisa memesan caddy yang dia mau. Biasanya booking dilakukan sehari sebelum pemain itu datang ke padang golf. "Telepon dulu, besok aku main, aku mau caddy-nya kamu," kata Shanti menirukan golfer bila memesan caddy. Dia juga tidak membantah ketika ditanya bahwa ada caddy yang menjadi simpanan pegolf berkantong tebal itu. Bahkan, di antara mereka ada yang dinikah secara siri, ada juga yang hanya berpacaran dan jadi wanita simpanan. "Ya gitu deh. Biasanya segala sesuatunya dijamin. Dikasih rumah, mobil, dikuliahin, dan diberi nafkah tiap hari," katanya.
Kerja menjadi seorang caddy, menurut Shanti, memang mengasyikan. Pergaulan jadi lebih luas dan banyak mengenal orang-orang terpandang di negeri ini. Selain itu, para caddy kerap menerima tip setelah menemani pemain bermain golf. Nilainya bervariasi, mulai Rp 300 ribu.