Kehilangan Dua Kaki, Xia Boyu Berhasil Taklukkan Everest
Keinginan untuk mendaki sempat terpendam. Terlebih, Xia sempat sakit. Dia berjuang mengatasi penyakit limfoma atau kanker darah yang dideritanya.
Pada 1996, kakinya harus kembali diamputasi hingga di atas lutut. Begitu kondisinya mulai sehat, keinginan Xia untuk menginjakkan kaki di puncak Everest kembali muncul.
Dia akhirnya mendaki lagi pada 2014, 2015, dan 2016. Bagi dia, pendakian itu bukan hanya soal mimpi, melainkan juga tantangan untuk dirinya sendiri.
’’Saya melatih kekuatan setiap pagi pukul 05.00,’’ ujar warga Tiongkok tersebut seperti dilansir The Telegraph. Menu latihannya adalah 360 kali push-up, 240 kali sit-up, dan 1.500 kali squat (jongkok-berdiri) dengan membawa beban 10 kilogram.
Tapi, Xia selalu gagal mendaki. Cuaca buruk selalu menjadi penghalang niatnya. Pada pendakian 2016, Xia sudah berada sekitar 94 meter dari puncak Everest. Area yang selalu ingin didatangi itu bisa dilihatnya, tapi tak bisa dicapainya. Mereka harus kembali turun karena cuaca tak memungkinkan.
Aturan yang diterbitkan pemerintah Nepal sempat membuat harapan Xia pupus. Desember tahun lalu pemerintah Nepal mengeluarkan aturan bahwa pendaki buta dan orang dengan dua kaki diamputasi tidak boleh naik ke puncak demi keselamatan. Tapi, awal tahun ini pengadilan mencabut larangan tersebut karena dianggap diskriminatif.
Keputusan itu tak disia-siakan. Xia akhirnya kembali mengajukan izin pendakian. Mantan tim pendaki nasional Tiongkok itu menggunakan kaki prostetik untuk olahraga dalam pendakian tersebut.
’’Setelah lebih dari 40 tahun, Xia Boyu akhirnya memenangi pertarungan untuk bisa sampai ke puncak Everest,’’ ujar salah seorang Sherpa, sebutan pemandu di Gunung Everest, yang menemani Xia. (sha/c19/dos)