Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kejam, Begini Modus Pembimbing Spiritual Cabuli Anak-anak

Jumat, 19 Februari 2016 – 14:41 WIB
Kejam, Begini Modus Pembimbing Spiritual Cabuli Anak-anak - JPNN.COM
ilustrasi

jpnn.com - SURABAYA-- Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Argo Yuwono menjelaskan,  IAG, pembimbing spiritual merekrut korban anak-anak yang dicabulinya dari kampung kelahirannya, Nias.

Di sana, dia mengaku sedang mencari anak asuh yang akan dibawa ke Surabaya untuk dibimbing langsung. Bukan itu saja, tersangka juga berjanji menyekolahkan mereka dan mencarikan pekerjaan jika sudah besar. 

Korban yang termakan bujuk rayunya akhirnya meninggalkan rumah dan berangkat ke Surabaya. Mereka datang ke Surabaya secara bertahap. Setiba di Kota Pahlawan, mereka tinggal di rumah IAG.

Tersangka tinggal seorang diri dan mencukupi semua kebutuhan anak asuhnya. Ternyata, IAG mencabuli anak asuhnya itu satu per satu. 

Hingga kemarin polisi belum banyak mendapatkan keterangan dari IAG. Para korban juga masih trauma sehingga belum bisa memberikan keterangan mendetail.

 "Penyidik masih menggali informasi apakah tersangka hanya mencabuli atau sampai menyetubuhi korban," ujar Argo.

Selain meminta keterangan, polisi sudah memeriksakan IAG kepada psikolog. Hasilnya, IAG didiagnosis memiliki kelainan seksual pedofilia.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, korban yang paling lama ikut tersangka adalah F. Perempuan 21 tahun tersebut diajak ke rumah tersangka sejak 2009. Ketika itu, dia masih berumur 15 tahun. Kepada polisi, F mengaku paling sering mendapat perlakuan cabul dari IAG. 

Dari pengakuan F pula, IAG leluasa melampiaskan nafsunya karena mengaku sebagai pembimbing spiritual. Selama ini dia berperan sebagai bapak asuh. Karena itulah, korban tidak berani mengungkap kejadian yang dialaminya meski sebenarnya memberontak.

Lima di antara tujuh korban pencabulan IAG berjenis kelamin perempuan. Mereka adalah F, 21; M, 17; R 20; MN, 21; dan AP, 8. Sementara itu, dua korban lainnya berjenis kelamin pria, yaitu F, 13; dan YN, 13. Semuanya berasal dari Nias, Sumatera Utara.  (eko/did/c6/fat/flo/jpnn)

 

 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News