Kekeringan Lebih Lama, Kementan Terus Lakukan Mitigasi
"Kami juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR terkait percepatan perbaikan saluran irigasi utama yang mengalami kerusakan dan menggangu aliran air irigasi ke lahan sawah," katanya.
Selain itu, Kementan mengidentifikasi sumber-sumber air yang masih dapat dimanfaatkan dan menyalurkannya dengan pompa pada lahan sawah yang masih terdapat standing crop.
"Juga mendorong percepatan pelaksanaan fisik kegiatan irigasi pertanian untuk segera dimanfaatkan dalam mengantisipasi kekeringan antara lain Jaringan Irigasi tersier, Embung Pertanian dan Irigasi Perpipaan dan Perpompaan," paparnya.
Kegiatan lainnya pengembangan dam parit. Salah satunya di Kabupaten Tasik di Kecamatan Cikalong Desa Cidadali Poktan Tani Silis Asih I.
Kemudian mendorong Dinas lingkup pertanian. Agar segera menyalurkan pompa-pompa air yang sudah dialokasikan pada daerah yang mengalami kekeringan.
Diketahui, Mlmonitoring hari tanpa hujan dari BMKG per tanggal 10 September 2019 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sudah tidak mengalami Hujan lebih dari 30 Hari. Dimana berdasarkan pantauan Direktorat Perlindungan Tanaman Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tanggal 6 September 2019, menunjukkan terdapat + 100 Kabupaten/Kota yang terdampak kekeringan pada MK 2019 dengan total 264.968 Ha dan Puso 70.201Ha.
Total luas kekeringan (Januari-Agustus) 2019 mencapai 264.968 Ha. Dimana 253.396 Ha dari total tersebut terjadi pada musim kemarau (April-Agustus). Sebagian besar kekeringan terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
"Apabila dibandingkan dengan luas tanam saat ini yang mencapai 9.552.848 Ha, persentase luas kekeringan pada musim kemarau masih sangat kecil berkisar 2,77 persen," ungkap Sarwo Edhy.