Keluarga Kapten yang Disandera Kian Cemas Gara-Gara...
"Kami saling komunikasi dengan orangtua Peter di kampung. Tapi memang belum ada kepastian sama sekali baik dari pemerintah ataupun pihak perusahaan," ujar Hendrik.
Meskipun demikian, keluarga Peter, berharap penuh kepada pemerintah agar segera membebaskan Peter dan kawan-kawanya secepat mungkin.
Peter sendiri jelas Hendrik, sejak disandera tanggal 26 Maret lalu, sampai siang kemarin hilang kontak. Belum ada kabar atau telepon langsung dari Peter atau teman-temannya baik kepada perusahaan ataupun keluarga. "Terakhir kontak itu tanggal 26 itulah kasitahu mereka disandera," ujar Hendrik.
Peter merupakan nahkoda tugboat Brahma 12 yang menarik tongkang bermuatan Batubara dari Samarinda hendak ke Filipina sejak tanggal 15 Maret lalu. Namun di periaran Filipina, tugboat Brahma 12 dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf.
Peter dan sembilan ABKnya disandera sementara tongkang dan tugboat dibiarkan begitu saja. Kelompok Abu Sayyaf memintah tebusan senilai Rp 15 miliar agar Peter dan kawan-kawannya bebas. (eja/ray/jpnn)