Keluarga Mandela Rawan Terpecah
jpnn.com - JOHANNESBURG - Namanya mewakili simbol perdamaian dan demokrasi di seluruh dunia. Namun, pada tahun-tahun terakhir masa hidupnya, keluarga besar Nelson Mandela sedang berperang memperebutkan harta warisan senilai lebih dari GBP 10 juta atau sekitar Rp 194 miliar. Sepeninggal pria yang biasa dipanggil Madiba itu, banyak kalangan khawatir sengketa di internal keluarga Mandela semakin menjadi.
Mandela menikah tiga kali dan dikaruniai enam anak. Tinggal tiga di antara mereka yang masih hidup. Semua perempuan. Mereka adalah Makaziwe, Zenani alias Zeni, dan Zindziswa.
Makaziwe adalah anak dari pernikahan pertama. Zenani adalah anak dari istri kedua, Winnie Mandela. Dua anak itu dilaporkan terlibat sengketa hukum sejak awal tahun ini, terkait dengan penanganan dana amal senilai GBP 1 juta (sekitar Rp 19 miliar). Untungnya, menurut Star of South Africa, putri ketiga, Zindziswa, tidak ikut berebut duit.
Uang warisan Mandela disimpan di sebuah rekening oleh Mandela pada 2005. Dana tersebut bisa cair untuk putri-putrinya kalau ada kebutuhan mendesak. Mandela ingin anak-anaknya lebih mengejar karir daripada menunggu warisan.
Konon, Mandela telah menyimpan hartanya dalam bentuk pendanaan di 27 rekening berbeda setelah kehilangan kepercayaan terhadap anak-anaknya terkait dengan pengelolaan uang yang bisa digunakan pada momen-momen khusus saja dan bukan untuk keperluan sehari-hari.
Tapi, Makaziwe dan Zeni menuntut akses terhadap dana tersebut dan mulai mengajukan gugatan hukum terhadap dua direktur yayasan tersebut. Salah satunya adalah George Bizos, seorang pengacara 84 tahun yang mendampingi Mandela dalam kasus Rivonia Trial pada 1963. Yang lain adalah Tokyo Sexwale, 60, teman satu sel Mandela saat dipenjara di Pulau Robben.
Didukung oleh hampir semua cucu Mandela, Makaziwe dan Zenani menuduh bahwa harta yang dikelola pihak ketiga itu seharusnya diberikan kepada mereka.
Bisa dipahami bahwa Mandela telah mengumpulkan harta lebih dari GBP 10 juta dari penjualan otobiografi, karya intelektual, dan menjadikan nama keluarganya sebagai sebuah merek. Keluarganya menjalankan lebih dari 110 perusahaan sebagaimana dilansir harian Beeld.