Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Keluarga Praja IPDN yang Meninggal Urungkan Niat Autopsi

Selasa, 03 Oktober 2017 – 03:45 WIB
Keluarga Praja IPDN yang Meninggal Urungkan Niat Autopsi - JPNN.COM
Keluarga saat menabur bunga diatas makam Dhea Rahma Amanda (17) di Taman Pemakaman Keluarga Jalan ZA Pagar Alam,Bandarlampung Senin (2/10). Foto: radarlampung/jpg

jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Keluarga Dhea Rahma Amanda, Praja IPDN tingkat I angkatan 28 tahun 2017 yang menigngal saat mengikuti pendidikan dasar mental disiplin praja (Diksarmendispra) mengurungkan niatan untuk melakukan autopsi.

Hal itu diutarakan Herniyanto, paman Dhea. ’’Kita dari keluarga sudah tak menginginkan adanya autopsi, kami sudah ikhlas. Kasihan dengan almarhum (Dhea),” ungkapnya.

Menurutnya, pihak keluarga tidak melihat adanya tindak kekerasan terhadap almarhum. Alasn itulah yang melatarbelakangi pihak keluarga menerima kepergian Dhea untuk selama-lamanya.

’’Kemarin sore adek saya nelfon, dia bilang setelah selesai melihat almarhum di rumah sakit, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Tapi memang dulu almarhum pernah sakit sesak nafas dan sudah sembuh,” tutupnya.

Pantauan di rumah duka, ratusan pelayat menyambut jenazah di rumah duka. Nampak juga Kapolresta Bandarlampung Kombes Murbani Budi Pitono yang menunggu kedatangan almarhum. Jenazah Dhea tiba di rumah duka sekitar pukul 10.50 WIB menggunakan ambulans serta dilakukan upacara penyambutan.

Setelah sampai di rumah duka, tak lama kemudian jenazah dibawa ke Masjid Nurul Yaqin untuk disalati. Jenazah lantas dikembumikan di makam keluarga Jambat Bungui.

Edi Hanafia, ayah Dhea mengaku menerima kematian putri pertamanya saat mengikuti pendidikan dasar (Diksar) IPDN. ’’Ya kami menerima, ini mungkin sudah ajal dan garisan takdir. Awalnya memang kami minta autopsi, tapi saya mendengar keterangan Gubenur Akpol dan IPDN bahwa tidak terjadi apa-apa,” terangnya di pemakaman.

Menurutnya, Gubenur Akpol dan Gubenur IPDN menyaksikan langsung dan menyakinkan jika tidak terjadi apa-apa, semisal tindak kekerasan. ’’Jadi saya ikhlas dan membatalkan autopsi. Dulu memang waktu kecil pernah sesak nafas, dan sampai besarnya masih ada alergi,” terangnya.

Pihak keluarga tidak melihat adanya tindak kekerasan terhadap almarhum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News