Keluarga Tertuduh Penculik Anak Itu Menuntut Keadilan
Kejadian nahas yang menimpa almarhum, Minggu (26/3), memang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Cahyo menceritakan, almarhum berpamitan sekitar pukul 10.00 dari tempat tinggalnya di Warung Pojok.
Tujuannya ke salah satu desa di Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah. Kepergiannya ini dimaksudkan untuk menyusul sang anak, Tedy Hidayat (28) yang lebih dulu berangkat sejak pukul 05.00 pagi untuk mengambil petai.
"Di desa itu tujuannya ke rumah mertua ponakan almarhum, yang memang asli orang sana. Bawa beras juga untuk diberikan ke sana. Dia (almarhum) memang sering jalan ke mana-mana. Pendengarannya agak kurang jadi kalau mau berbicara harus berkali-kali. Saya takutkan kejadian awalnya karena itu," jelas Cahyo.
Istri Cahyo, Rahmi menambahkan memang terlihat gelagat sedikit aneh sebelum almarhum berangkat. Di mana ia sampai tiga kali mengucapkan pamit, sampai akhirnya benar-benar pergi untuk selamanya.
"Padahal biasanya almarhum kalau mau pergi, pergi saja. Tapi kemarin sampai tiga kali bilang ke saya mau pergi. Tatapannya kosong, tapi saya anggap biasa. Saya bilang jangan lupa pulang saja," ujar Rahmi.
Setelah pergi, kabar terakhir dari almarhum datang sekitar pukul 14.00. Kala itu ida menelepon bahwa sempat tersesat hingga ke Mempawah. Lalu dia disarankan untuk pulang saja, agar tak kesorean.
Namun almarhum lebih memilih tetap melanjutkan perjalanan. "Kami sangat kehilangan. Beliau dikenal paling perhatian kepada semua keluarga di sini," kenang Rahmi.
Selain kerabat, peristiwa ini juga sangat membekas, terutama di hati anak kandung korban, Tedy Hidayat. Dia sempat melihat langsung kejadian tersebut meski awalnya tidak tahu bahwa korban adalah ayahnya sendiri.