Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Keluhan pada Mata juga Gejala Awal Terpapar COVID-19, Simak Penjelasan Dokter Ayu

Jumat, 16 Juli 2021 – 11:39 WIB
Keluhan pada Mata juga Gejala Awal Terpapar COVID-19, Simak Penjelasan Dokter Ayu - JPNN.COM
Pasien Covid-19. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

"Pada gejala yang ringan, kita dapat memberikan tetes air mata buatan (artificial tears) yang bisa didapatkan di toko obat terdekat, karena pada dasarnya radang selaput lendir yang disebabkan karena virus dapat sembuh sendiri," jelas Ayu.

Namun Ayu menambahkan apabila gejala yang dialami pasien termasuk berat dan sangat mengganggu aktivitas karena nyeri maupun gangguan penglihatan, manfaatkan fasilitas konsultasi online (telemedisin) dengan dokter spesialis mata (dalam hal ini adalah teleoftalmologia) dari klinik mata maupun rumah sakit yang menyediakan fasilitas tersebut.

Selain kaitannya dengan penyakit COVID-19, banyak sekali aspek kesehatan mata yang terdampak oleh pandemi COVID-19 yang bahkan telah dinyatakan sebagai ancaman untuk kesehatan masyarakat akibat penggunaan perangkat digital atau gawai di era pandemi, baik itu untuk sekolah, bekerja, membaca berita di internet dan menonton film, yaitu digital eye strain (mata lelah) dan dry eye syndrome (sindroma mata kering).

Digital eye strain sering juga disebut dengan computer vision syndrome, yang disebabkan karena kelelahan otot-otot akomodasi mata akibat bekerja dalam jarak dekat dalam waktu yang lama.

Gejala yang timbul pada orang dewasa antara lain penglihatan kabur, mata terasa lelah, hingga pusing atau nyeri kepala, sementara anak-anak biasanya memicingkan mata, mengucek-ucek mata, dan mendekatkan atau menjauhkan mata dari layar.

Digital eye strain dapat dicegah dengan membatasi screen time, atau waktu yang kita habiskan di depan layar per hari selama dua hingga empat jam sehari, dan pada anak-anak, batasi screen time sesuai rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

Pencegahan juga dapat kita lakukan dengan melakukan sistem 20-20-20 saat bekerja menggunakan perangkat digital. Sistem ini dilakukan dengan cara istirahat 20 detik, setiap 20 menit, dengan melihat sejauh 20 kaki (6 meter).

"Latihan ini penting dibiasakan untuk mencegah mata lelah, karena pada jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah penderita rabun jauh dan ukuran kacamata minus," jelas Ayu.

Apakah gejala terpapar COVID-19 pada mata berbeda pada kelompok usia anak-anak, dewasa, maupun lansia?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close