Kemampuan Literasi Digital Guru & Tenaga Pendidik Meningkat, Siswa Makin Cakap
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi seminar yang diisi oleh pemateri dari Kepala Diskominfo Kota Denpasar, IB Alit Adhi Merta; Ketua Umum Relawan TIK (RTIK) Indonesia dan Pandu Digital Utama, Fajar Eri Dianto; Mafindo perwakilan Bali, Indria Trisni Puspita; dan I Wayan Putra Sanjaya, Kepala Bidang Kurikulum dan Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar.
Seminar diawali dengan materi Strategi Pemerintah Membangun Literasi Digital dengan 4 Pilar oleh IB Alit Adhi Merta. Adhi menyampaikan sekitar 91% penduduk Denpasar adalah pengguna telepon seluler di mana angka tersebut merupakan angka yang tinggi. Hal itu membuat persebaran Informasi menjadi makin besar dan luas sehingga perlu diberikan pemahaman pilar literasi digital.
Fajar Eri Dianto dalam materi Netizen Produktif Makin Cakap Digital, menyampaikan bahwa teknologi tidak menjerumuskan, bahkan masyarakat yang melek digital akan menaikkan image Indonesia di mata dunia.
"Metode belajar harus diubah. Tujuan mengerti teknologi bukan hanya untuk membuat kita pintar, tetapi juga untuk anak-anak didik menjadi lebih baik.” jelas Fajar.
Fajar juga menerangkan peran Pandu digital dalam mendukung literasi digital, yaitu menjadi mentor dan konsultan dalam mendampingi penerapan teknologi yang aman, nyaman, tidak menjerumuskan.
Materi dilanjutkan Indria Trisni Puspita yang membawakan paparan mengenai Pilar Keamanan Digital. Indria menuturkan di era sekarang ini, segala aktivitas bisa diakses karena adanya kemudahan digital. Berbeda dengan zaman dulu yang segalanya serba manual, bahkan tanpa mencari, banyak informasi yang bisa didapatkan melalui media sosial.
I Wayan Putra Sanjaya menutup seminar dengan materi mengenai Urgensi Penerapan Literasi Digital di Lingkungan Sekolah. Dia menjelaskan bahwa literasi digital menjadi hal yang urgen dari dunia pendidikan karena dibutuhkan kompetensi peserta didik atau generasi muda agar mereka tidak menjadi penyebar berita bohong, membangun generasi yang bijak bermedia sosial. Di samping menumbuhkan peserta minat peserta didik dalam mengakses media sosial ke arah yang positif.
“Literasi digital memiliki dampak positif bagi siswa, yaitu dapat mengubah pola pikir dalam memanfaatkan media, menambah insight untuk belajar sehingga memiliki kemampuan digital, memahami perkembangan dunia digital yang pesat, serta adanya studi media,” tutur Putra. (esy/jpnn)