Kematian Pelajar 17 Tahun Ancam Perang Antinarkoba Duterte
jpnn.com, MANILA - Masyarakat Filipina sebelum ini tak punya bukti cukup kuat bahwa razia antinarkoba yang digagas Presiden Rodrigo Duterte memakan korban orang tak bersalah.
Namun, semua berubah dengan Kian Loyd delos Santos, pelajar 17 tahun yang tewas dalam razia besar-besaran di Manila pekan lalu.
Tak heran, gelombang protes terus bermunculan pascatewasnya Santos. Kemarin, Senin (21/8), massa yang menuntut keadilan beraksi di tiga lokasi.
Kelompok pertama berdemo di Plaza Miranda di Quiapo, Manila. Kelompok kedua mobile. Mereka berjalan dari Gereja St Quiteria di Caloocan City menuju lokasi penembakan Santos di Barangay 160.
Para pengunjuk rasa mengenakan baju hitam serta membawa lilin. Warga yang melihat rombongan itu secara spontan ikut bergabung.
Mereka ingin menunjukkan dukungan untuk keluarga Delos Santos dan meminta keadilan bagi seluruh keluarga korban.
Aksi ketiga dihelat di People Power Monument yang terletak di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA). Mereka menuntut agar kampanye narkoba di Filipina diakhiri.
Setidaknya, 12.500 orang tewas sejak Duterte meluncurkan kampanye itu tahun lalu. Dunia mengecam, tapi tidak pernah ada tindakan yang nyata untuk menghentikan, bahkan dari PBB sekali pun.