Kematian Suami jadi Titik Balik Kehidupan Sulastri
SITI Sulastri harus menjadi tulang punggung keluarga sejak ditinggal wafat sang suami. Hanya dalam kurun waktu dua tahun, ia menjelma menjadi pengusaha kuliner yang sukses. Dua buah hatinya adalah kunci kebangkitan Sulastri.
BADRUN AHMAD, Ternate
Aura seorang ibu perkasa sangat terasa dari seorang Siti Sulastri. Saat Malut Post (Jawa Pos Group) menyambangi kediamannya di Kelurahan Maliaro, Ternate Tengah, ibu dua anak ini baru saja menyelesaikan pekerjaannya membuat abon ikan.
Ya, Sulastri memang dikenal sebagai salah satu pengusaha abon ikan lokal. ”Baru 2014 lalu saya fokus bikin abon ikan untuk dijual,” tutur perempuan 47 tahun tersebut, Senin (25/7).
Kematian suaminya, Adhan Ince Tawary, 2013 lalu menjadi titik balik kehidupan Sulastri. Semasa hidup sang suami, Sulastri tak perlu terlalu memikirkan muasal finansial keluarga.
Almarhum suaminya adalah seorang dosen. Saat itu, Sulastri menyibukkan diri mengurusi kios kecil di dekat rumahnya. Untuk sekadar mengisi waktunya.
”Setelah suami tiada, saya harus jadi ibu sekaligus ayah untuk anak-anak yang sedang tumbuh remaja,” ungkap ibu dari Kurniawan Adiyatma dan Nadiah Fitriyana ini.
Maka urusan finansial pun menjadi tanggung jawab Sulastri. Perempuan asal Salatiga, Jawa Tengah ini lalu mencoba berjualan tahu isi. Ia paling jago membuat penganan yang satu ini. Jualannya tepat di depan RSUD Chasan Boesoerie. ”Tapi kemudian saya dilarang jualan di situ lagi,” kisahnya.