Kembar Siam Mojokerto Tak Terselamatkan
jpnn.com - SURABAYA - Bayi kembar siam asal Mojokerto tidak bisa diselamatkan. Sekitar pukul 21.00 tadi malam, bayi laki-laki buah hati M. Nurul Alim, 25, dan Abrar Siti Aisyah, 25, itu meninggal karena gagal multifungsi organ.
Menurut Ketua Tim Kembar Siam RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto SpAK, ketika datang pukul 18.00, kondisi bayi tidak bagus. Saturasi (kadar oksigen dalam darah) bayi yang sehat hanya 60 persen. Sementara itu, kondisi kembarannya sudah pucat.
"Ruang operasi dan alat-alat sudah siap. Tapi, kondisi bayi tak memungkinkan untuk dipisahkan," katanya.
Berdasar hasil pemeriksaan dokter, bayi yang lahir dengan berat badan total 4,5 kg itu mengalami kembar siam cermin. Kasus tersebut terbilang langka. Pemisahan juga mustahil dilakukan.
Kondisinya, hanya leher yang terpisah, sedangkan seluruh dada, perut, hingga pinggang menyatu. Bayi kembar cermin dipastikan seumur hidup tidak bisa dipisahkan. Kondisi jantung bayi yang menyatu harus memompa untuk dua tubuh. Jika memaksa operasi, nyawa bayi akan terancam. Selain itu, terdapat kelainan jantung dan beberapa organ lainnya.
Tim dokter hanya melakukan upaya life saving. Antara lain, melakukan intubasi. Yakni, memasukkan tabung melalui jalan napas untuk membantu si bayi tetap bernapas. Ketika kondisi bayi menurun, dokter melakukan resusitasi jantung. Namun, tindakan tersebut tidak bisa menyelamatkan nyawa si kembar.
Pada pukul 21.00, bayi yang dalam kondisi pucat akhirnya meninggal. Beberapa menit kemudian, bayi dengan kondisi lebih bagus menyusul kembarannya menutup mata untuk selamanya.
"Kami sudah berupaya yang terbaik buat bayi kembar ini. Ternyata bayinya meninggal," kata Agus.