Kemenag: Dokumen Kurikulum Merdeka Mungkin Sudah Matang, tetapi...
Oleh karena itu, Kemenag akan maksimalkan penggunaan Pintar yang bisa menjangkau ratusan ribu peserta untuk membantu percepatan penguasaan materi Kurikulum Merdeka kepada guru-guru di madrasah.
Lebih lanjut dikatakan, Kemenag melaksanakan TOT Kurikulum Merdeka dilakukan berbasis pada kebutuhan para guru. TOT Kurikulum Merdeka angkatan III dimulai Senin (14/11) sampai 19 November.
Menurutnya, pelaksanaan TOT ini agak sedikit terlambat karena pihaknya ingin memastikan bahwa pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan Pusdiklat dan Balai-balai Diklat Keagamaan benar-benar berbasis kebutuhan pengguna.
"Kami berkolaborasi dengan Ditjen Pendidikan Islam melalui Direktorat KSKK (Kurikulum, Sarana Prasarana, Kesiswaan, dan Kelembagaan) Madrasah, karena pengguna Kurikulum Merdeka ini adalah madrasah, para guru di madrasah, dan lembaga pembina madrasah adalah Ditjen Pendidikan Islam," tuturnya.
Pusdiklat tambahnya, hanya penyambung dari kebutuhan para user, guru, pegawai. Karena pelatihan yang tidak didasarkan atas kebutuhan para user, akan sulit landing dengan baik, akan sulit diterima.
Mastuki mengajak widyaiswara yang telah mengikuti TOT untuk berkolaborasi dengan para guru saat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di madrasah.
Dia berharap hasil TOT ini bisa segera diimplementasikan di madrasah. Agar hasil TOT ini bisa maksimal, agar para widyaiswara yang sudah mengikuti TOT ini nanti di daerah bisa mendapatkan tandem para guru yang menguasai seluk beluk madrasah agar bisa mengakselerasi kurikulum dengan baik. (esy/jpnn)