Kemenag Rilis Daftar Nama 200 Dai Moderat, Apa Maunya?
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (Wasekjen PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan, Kementerian Agama (Kemenag) tidak semestinya mengeluarkan daftar nama 200 mubalig/mubaligah yang dianggap moderat dan layak berdakwah di Indonesia. Menurut Saleh, banyak keganjilan dalam rekomendasi itu.
Saleh mengatakan, daftar berisi 200 pendakwah itu sangat sedikit dibandingkan populasi umat Islam di Indonesia. Selain itu, tiga indikator untuk menentukan dai masuk dalam daftar penceramah moderat versi Kemenag juga potensial dipertanyakan.
Misalnya, indikator pertama adalah memiliki kompetensi tinggi kepada ajaran agama Islam. Saleh megatakan, jangan sampai ulama yang berilmu jauh lebih tinggi ketimbang Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin justru tak masuk dalam daftar Kemenag.
"Yang menguji ini siapa? Apakah ada seleksinya?" kata Saleh, Sabtu (19/5). Baca juga: Kemenag Susun Daftar 200 Pendakwah Moderat, Ini Indikatornya
Selain itu, Saleh juga mempersoalkan indikator kedua lainnya tentang pengalaman dan komitmen kebangsaan. "Apakah orang yang sering ceramah sudah dianggap berpengalaman sekaligus memiliki komitmen kebangsaan?" ujar Saleh.
Dia mempertanyakan apa tolok ukur untuk menentukan seseorang memiliki komitmen kebangsaan. "Ini perlu penjelasan lebih lanjut dari Kementerian Agama," katanya.
Legislator PAN itu menilai rekomendasi tentang 200 nama mubalig moderat versi Kemenag tak punya tujuan jelas. Bahkan, daftar nama itu terkesan mengambil perhatian di tengah dinamika sosial kebangsaan yang ada saat ini.
Saleh menilai daftar itu berpotensi mendegradasi peran dai yang banyak bertugas di pelosok tanah air. "Padahal, mereka bertugas dengan ikhlas walau tidak masuk dalam daftar rekomendasi itu," ujarnya.(boy/jpnn)