Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kemendikbud Libatkan 15 Ribu Pemain untuk Restorasi Film Kereta Api Terakhir 

Rabu, 18 Desember 2019 – 20:15 WIB
Kemendikbud Libatkan 15 Ribu Pemain untuk Restorasi Film Kereta Api Terakhir  - JPNN.COM
Restorasi film Kereta Api Terakhir di Jakarta, Rabu (18/12). Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kembali melakukan restorasi film Indonesia berjudul Kereta Api Terakhir.

Film tersebut terakhir diproduksi pada 1981 oleh Perusahaan Produksi Film Negara (PPFN) karya sutradara peraih penghargaan Lifetime Achievement FFI 2006; Mochtar Soemodimedjo.

Menurut Kepala Badan Pengembangan Perfilman Kemendikbud Maman Wijaya, hingga saat ini pihaknya sudah merestorasi empat judul film nasional yaitu; “Darah dan Do’a” (direstorasi tahun 2013). Saat itu masih di bawah pengawasan dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Kebudayaan. 

Tahun 2017, film Pagar Kawat Berduri, film Bintang Ketjil (2018) dan film Kereta Api Terakhir (2019). 

"Film Kereta Api Terakhir menjadi pilihan para kurator untuk direstorasi karena salah satu film super kolosal yang melibatkan 15.000 pemain," ujar Maman saat menghadiri restorasi film Kereta Api Terakhir di Jakarta, Rabu (18/12).

Film ini mengisahkan tentang perjuangan revolusi tahun 1945 – 1947 yang diangkat dari novel karya Pandir Kelana. Film Kereta Api Terakhir merupakan produksi kerja sama antara Perusahaan Produksi Film Negara (PPFN) dengan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). 

Film Kereta Api Terakhir mengisahkan tentang latar belakang revolusi oleh Belanda yang diawali dengan masuknya pasukan TNI Siliwangi ke Yogyakarta karena dilanggarnya Perjanjian Linggardjati tahun 1946. Perjanjian yang memuat soal adanya kantong-kantong militer sebagai bagian bentuk kompromi Perdana Menteri Amir Sjarifuddin. 

Namun, perjanjian itu dibatalkan dengan kelakuan Belanda yang kurang pantas. Belanda menyerang semua basis Republik menggunakan pesawat Cocor Merah. Belanda juga belum sepenuhnya melepaskan kemerdekaan bagi Indonesia yang membuat rakyat kebingungan dan khawatir dengan rumor bahwa mereka merengsek menduduki Kota Yogyakarta dan membuat berdesakan masuk ke gerbong-gerbong kereta. 

Pusbangfilm Kemendikbud, kembali melakukan restorasi film Indonesia berjudul Kereta Api Terakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News