Kemenhub Gandeng AirNav Benahi Sistem Penerbangan di Papua
jpnn.com - JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal membenahi sistem penerbangan di Papua dengan menggandeng AirNav Indonesia. Ditargetkan 54 bandara di Papua bisa menggunakan sistem navigasi penerbangan berdasarkan instrumen, yang sebelumnya visual.
Upaya tersebut dilakukan sebagai antisipasi mengurangi resiko terjadinya kecelakaan, mengingat medan di Papua dikenal sangat ekstrem karena banyak pegunungan dan berbukit.
Di dalam instrumen tersebut, terdapat beberapa catatan yang harus dipenuhi oleh pilot. Seperti batas kecepatan, ketinggian, angin, ketentuan waktu mendarat dan sebagainya. Sistem instrumen ini diyakini lebih baik digunakan saat cuaca buruk dibanding visual.
Direktur Navigasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (19/8). FOTO Yessy Artada/JPNN.com
"Kami nanti akan kerjasama dengan AirNav," tutur Direktur Navigasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (19/8).
Mengenai total dana yang dibutuhkan untuk mengubah sistem visual ke instrumen, Novie mengaku tidak begitu tahu. Pasalnya dana untuk mengubah ke sistem instrumen akan dibebankan kepada AirNav Indonesia.
"Wah saya kurang tahu. Dana itu AirNav semua. Untuk infrastruktur itu kewajiban AirNav. Kami harapkan ini bisa secepat mungkin (mengganti sistem penerbangan menjadi instrumen-red)," harap Novie. (chi/jpnn)