Kemenpar Gaet Komunitas Muda Vietnam untuk Promosikan Wonderful Indonesia
jpnn.com - HO CHI MINH CITY - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI tak mau tanggung-tanggung dalam menggebrak pasar di Vietnam. Agar sukses menggaet wisatawan mancanegara asal Vietnam ke Indonesia, Kemenpar mendesain booth pameran di Sc Vivo City Mall Ho Chi Minh City, 24-25 September secara serius.
Desain booth tidak hanya menonjolkan brand Wonderful Indonesia di segala sudut, tapi juha dilengkapi sumber daya manusia (SDM) andal dan tepat sasaran. Di antaranya dengan menggunakan tenaga orang-orang Vietnam yang bisa berbahasa Indonesia.
Ada sepuluh anak muda lokal yang dikontrak untuk membantu mengenalkan potensi Indonesia kepada pengunjung pameran. "Kami serius mengenalkan potensi wisata kita kepada warga Vietnam dengan mengerahkan orang-orang Vietnam sendiri supaya bahasa mereka nyambung saat promosi," kata I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Orang-orang Vietnam yang mahir berbahasa Indonesia itu direkrut untuk dibekali pengetahuan destinasi wisata RI. Tugas mereka adalah menceritakan kepada warga lokal supaya tertarik datang turis ke Indonesia. "Ini cara lain sebagai taktik supaya promosi mengena," tambahnya.
Kesepuluh anak muda Vietnam yang dikerahkan untuk menyukseskan Festival Wonderful Indonesia itu benar-benar sudah terlatih. Mereka sudah pernah datang ke Indonesia sehingga memahami distinasi yang ada.
Ada yang diberi tugas menerima tamu, menggaet pengunjung, mempromosikan destinasi, mencatat alamat dan kontak tamu, hingga mengeksekusi calon-calon wisatawan. Di luar sepuluh orang itu masih dilengkapi booth travel agent lokal yang ikut mengenalkan Indonesia.
"Anak-anak muda lokal ini kami libatkan promosi Indonesia kepada warganya yang melihat pameran. Ini akan menambah efektivitas pameran," imbuh Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar.
Wanita berjilbab itu mengatakan, tidak mudah menemukan anak-anak muda Ho Chi Minh City yang bisa berbahasa Indonesia. Sebab, Bahasa Indonesia belum familier di Saigon.