Kemenpar Gelar FGD Diklat Online untuk Genjot Kepariwisataan
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus menggulirkan jurus go digital. Kali ini sasaran kementerian di bawah komando Arief Yahya itu ditujukan ke berbagai stakeholder pariwisata dengan melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) Diklat Online di D'Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (5/9).
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Ahman Sya dalam FGD itu memaparkan slogan the more digital, the more personal dan the more digital, the more global serta the more digital, the more professional. Slogan itu menggambarkan spirit go digital.
"Begitulah kata-kata magis yang selalu didengungkan Menteri Pariwisata DR. Ir. Arief Yahya, M.Sc mengenai digitalisasi di Kemenpar. Untuk mencapai target 20 juta wisman pada tahun 2019, tidak bisa tidak, Kemenpar harus bertransformasi ke arah digital," ujar Ahman Sya di depan peserta FGD dari berbagai stakeholder pariwisata seperti PHRI, ASITA, Pemda DKI Jakarta, serta unit pelaksana teknis (TPT dan para pejabat dari lingkungan Kemenpar.
Ahman Sya menambahkan, salah satu implementasi go digital di Kemenpar adalah digital learning atau diklat secara online. Program yang dicanangkan Asdep Pengembangan SDM Aparatur, Deputi bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan ini menyasar seluruh aparatur Kemenpar baik di pusat maupun daerah serta aparatur di dinas-dinas Pariwisata.
Lebih lanjut Ahman Sya menjelaskan, diklat online atau e-Learning merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar, di mana peserta tidak perlu duduk di ruang kelas untuk menyimak pengajar secara langsung. E-Learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
"Dengan adanya platform digital ini diharapkan terjadi percepatan dan kemudahan pembelajaran mengenai kepariwisataan," ujarnya.
Dengan kemudahan tersebut diharapkan agar seluruh jajaran aparatur kepariwisataan di seluruh Indonesia mampu menyerap semua informasi pembelajaran yang diberikan dan dapat diaplikasikan dalam pola pikir dan cara kerjanya menjadi semakin digital.
Pengembangan sistem Diklat Online itu dipercayakan kepada tim dari Telkom. Sementara untuk pembuatan materi diserahkan kepada Yuswohady dan tim Inventure.