Kemenpar Siap Mainkan Jurus Sustainable Tourism
jpnn.com, LOMBOK - Sustainable Tourism ingin terus didorong ke level dunia oleh Menpar Arief Yahya. Saat Rakor Pusat Monitoring Sustainable Tourism Observatory, Lombok, 6 April 2017, seluruh stakeholder strategis dikerahkan ke Lombok.
Misinya, membuat sustainable tourism Indonesia makin dilirik dunia.
“Tiga hal dalam pembangunan Sustainable Tourism Development (STD) itu, yakni Cultural, Economic, Environment (CEE). Selama ini orang hanya menghitung cultural aspec saja, belum menyentuh pada economic dan environmental.
“Saat ini ketiganya harus seiring sejalan, sehingga pembangunan kepariwisataan itu bukan saja mengeliminir kemiskinan, tapi akan menjadi penyumbang devisa terbesar bagi bangsa seperti di Indonesia,” tegas Arief Yahya, yang mengatakan tourism akan menyumbang devisa terbesar di 2019 nanti, mengalahkan Oil and Gas, Coals dan CPO-Crude Palm Oil.
Karena itu, Menpar Arief Yahya setuju untuk menggelar Rakor Pusat! Monitoring Sustainable Tourism Observatory di Lombok. Dia ingin terus membangun destinasi pariwisata yang berkelanjutan, yakni menjaga lingkungan (Environmental), memberdayakan budaya (Cultural) dan tetap memberikan benefit (Economic Value).
Menpar Arief Yahya sering menyingkat dengan istilah ECE, menomor satukan environment. “Untuk STD, Sustainable Tourism Development, Indonesia hasilnya bagus. Kita peringkat kedua setelah China,” ungkap dia.
Menpar Arief pun menurunkan kekuatan penuh di Lombok. Dari mulai I Gede Ardika (Pokja Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan hingga Frans Teguh, Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata, terbang ke Lombok.
Dari Daerah, ada Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu M Faozal, Kepala Dinas Pariwisata Kab. Sleman, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran.