KemenPUPR Kecewa Rusunawa Banyak tak Dihuni
jpnn.com - JAKARTA – Kegiatan peresmian rumah susun sewa (Rusunawa) yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) ke depan hanya akan dilaksanakan apabila bangunan tersebut sudah dihuni masyarakat. Untuk itu, KemenPUPR akan terus mendorong pemerintah daerah maupun para penerima bantuan Rusun lainnya seperti kalangan perguruan tinggi dan TNI/Polri agar segera mendorong kepenghunian bangunan Rusunawa yang telah dibangun.
“Peresmian Rusunawa ke depan bukan hanya sekadar peresmian bangunannya saja. Tapi peresmian yang akan dilakukan oleh Menteri PUPR adalah peresmian penghunian bangunan yang sudah selesai dibangun dan layak huni,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan KemenPUPR Syarif Burhanuddin, Kamis (21/1).
Menurutnya, target keberhasilan pembangunan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan KemenPUPR ke depan yang ditetapkan bukan hanya dari sisi selesainya bangunan Rusunawa saja. Akan tetapi bagaimana bangunan tersebut bisa segera dihuni masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah serta para penerima manfaat seperti kalangan perguruan serta para anggota TNI/Polri yang sedang bertugas.
“Rusunawa sudah banyak terbangun di daerah-daerah. Jika tidak segera dihuni tentunya bangunan tersebut akan rusak sehingga tidak bisa digunakan dan memerlukan perbaikan-perbaikan lagi. Jika sudah dihuni tentunya para penghuni bisa ikut memelihara bangunan tersebut,” tandasnya.
Syarif juga meminta agar proses serah terima aset Rusunawa bisa segera dipercepat sehingga aset yang ada bisa segera dimanfaatkan Pemda. Adanya kesiapan KemenPUPR untuk melengkapi Rusunawa yang dibangun dengan fasilitas listrik dan air bersih diharapkan juga akan mempermudah para calon penghuni untuk tinggal dibangunan vertikal tersebut.
“Ke depan tidak ada lagi bangunan Rusunawa yang dibangun tanpa adanya aliran listrik dan air bersih. Kami berharap Rusunawa ke depan bisa menjadi pilihan tempat tinggal bagi masyarakat mengingat lahan untuk perumahan semakin terbatas,” katanya.(esy/jpnn)