Kemenristek dan Kemendikbud Digabung, Begini Nasib Vaksin Merah Putih...
jpnn.com, SURABAYA - Wakil Rektor I Universitas Airlangga Surabaya Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih menegaskan penelitian vaksin Covid-19 Merah Putih tetap berjalan meskipun Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) telah digabung dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Tidak ada pengaruh. Vaksin ini di bawah beberapa kementerian, yakni Kemenristek, Kemendikbud, dan Kemenkes," kata dia, Rabu (14/4).
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development itu menjelaskan, tiga kementerian yang menaungi penelitian ini meliputi riset vaksin di bawah Kemenristek, Unair sebagai perguruan tinggi di bawah Kemendibuk, dan uji klinis vaksin di bawah Kemenkes.
"Riset tetap berjalan dan kebijakan pemerintah kami ikuti. Vaksin ini untuk kepentingan Indonesia," kata Tri.
Perempuan yang juga salah satu peneliti vaksin Merah Putih itu mengungkapkan vaksin yang ditelitinya saat ini masuk dalam tahap uji coba ke hewan transgenik di PT Biotis.
Pada tahap tersebut, pihaknya juga menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dia berharap vaksin Merah Putih lancar dalam pre klinis maupun uji klinis nantinya.
"Kami belum bicara izin. Sekarang tahap pre klinis, setelah itu baru uji klinis dan akan mendapat pendampingan dari BPOM. Kemudian registrasi dan izin edar diberikan atau tidak tergantung uji klinis," ujar Tri.
Tri menegaskan, uji klinis terhadap vaksin Merah Putih sama dengan yang lain.
Dia menjelaskan, relawan akan ditempatkan di setiap rumah sakit jejaring yang sifatnya multicenter, sehingga dapat memberikan penilaian terhadap efikasi, kemanan, dan efisiensi dari vaksin yang akan digunakan.
"Saat ini beberapa lembaga dan perguruan tinggi yang turut pada riset ini punya hasil yang mengarah ke uji klinis. Pemerintah nanti yang akan menetapkan hasil-hasil yang ada untuk ke uji klinis," ucap Nyoman. (mcr12/jpnn)