Kemensos dan Kemdikbudristek Berkolaborasi, Luncurkan Program Pejuang Muda
Aktivitas gabungan dapat dilakukan secara offline maupun online.
Aktivitas offline yakni mahasiswa turun langsung ke lapangan dengan terlibat aktif dalam yayasan, panti atau balai sosial di daerah, sedangkan aktivitas online dilakukan mahasiswa agar lebih inklusif sehingga menjadi jembatan bagi daerah dan publik luas yang tergerak membantu.
Mantan Wali Kota Surabaya itu menyampaikan, program ini terbuka untuk mahasiswa minimal semester 5 pada semua program studi program sarjana (S1) dan minimal IPK 2,75.
"Kami siapkan untuk 514 kabupaten/kota, yang jelas para mahasiswa akan diberikan dana untuk transportasi dan operasional serta experience kalau ingin membuat proyek dan biaya untuk pertemuan. Kami akan fasilitasi untuk itu," ucap Mensos Risma.
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan, sejak diluncurkan tahun lalu, Program Kampus Merdeka menjadi jawaban kebuntuan pendidikan tinggi yang selama ini pembelajaran hanya dalam kelas, yaitu dengan memberikan kesempatan mahasiswa belajar di luar kampus untuk mengasah kemampuan mereka bersosialisasi dan berkontribusi nyata.
"Saya senang Bu Risma membawa datang ke sini untuk mengusulkan program. Menurut saya akan laku berat bagi mahasiswa karena seluruh pemecahan permasalahannya itu ada pada proyek Kemensos ini," kata Menteri Nadiem.
Keterlibatan mahasiswa di program ini, mulai dari identifikasi masalah melihat isu lokal di daerah tersebut, selanjutnya merekomendasikan suatu rencana, dan implementasikan rencana itu.
"Ini bukan bantuan sosial, ini adalah program social empowerment dan social entrepreneurship yang khusus membangun (masyarakat) lokalitas tersebut. Jadi kreativitas, daya kolaborasi, semua profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan Merdeka Belajar itu lengkap dalam program ini. Saya 100 persen mendukung program ini," katanya.