Kementan Ajak Petani Tanam Bawang Merah Biji TSS, Menguntungkan dan Berprospek Ekspor
PT East West Seeds Indonesia (EWINDO) merupakan salah satu perusahaan yang berhasil mengembangkan bawang merah TSS.
PT EWINDO telah merintis TSS sejak 31 tahun yang lalu.
Keputusan untuk mengembangkan bawang merah TSS ini berangkat dari pemikiran bahwa petani tidak bisa terus-terusan menggunakan umbi karena tidak bisa meningkatkan produktivitas. Pada 2006, PT EWINDO berhasil mengeluarkan produk TSS sendiri yang diberi nama TUK-TUK. Selanjutnya pada 2009, mengeluarkan produk benih biji hibrida SANREN dan pada 2016 mengeluarkan benih biji LOKANANTA.
“Perusahaan kami bukan pemain baru. TSS sudah dirintis sejak 31 tahun yang lalu dan ini berangkat dari pemikiran ‘kalau petani terus-terusan menggunakan umbi, tidak bisa meningkatkan produktivitas’,” ungkap Muhamad Ichsanuddin, Acting Product Manager PT EWINDO.
Ichsanuddin menambahkan bahwa mau tidak mau, petani harus mulai transisi dari umbi ke TSS. Hal ini dikarenakan harga bibit umbi semakin tinggi, biaya distribusi bibit umbi juga semakin tinggi. Selain itu, bibit umbi memerlukan ruang penyimpanan yang luas dan berpotensi membawa penyakit dari lahan. TSS dipilih karena memberikan banyak keuntungan.
“Mengapa TSS? Pertama, material tanam relatif murah. Kemudian, mudah dari sisi transportasi, tidak mengambil banyak tempat untuk penyimpanan, menghasilkan umbi sehat bebas patogen, dan produktivitas menjadi lebih tinggi,” jelas Ichsanuddin.
Selanjutnya, Ichsanuddin menjelaskan ada 3 (tiga) metode atau sistem produksi bawang merah TSS untuk konsumsi, yaitu pindah tanam menggunakan semaian, tanam benih langsung, dan penggunaan umbi mini. Metode umbi mini memerlukan waktu yang cukup lama hingga panen, yakni sekitar 8 bulan.
Prospek Tinggi untuk Pasar Ekspor