Kementan Bantu Petani Genjot Produksi dengan Alsintan
jpnn.com, TUBAN - Kementerian Pertanian (Kementan) punya target jangka pendek untuk menggenjot produksi pangan lokal guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuannya adalah mencapai zero import bahan pangan.
Langkah yang ditempuh untuk mencapai target itu adalah melalui pengembangan mekanisasi pertanian. Sebagai garda terdepan penanggung jawab pertanian di Indonesia, Kementan pun memfasilitasi petani dengan bantuan alat dan mesin pertanian atau alsintan.
Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Abdul Madjid, bantuan alsintan merupakan upaya untuk memicu tranformasi teknologi bagi petani atau kelompok tani (poktan) menuju pertanian modern yang lebih effisien, effektif, dan ramah lingkungan.
“Filosofinya, pengembangan mekanisasi pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi, mutu hasil pertanian yang berdaya saing tinggi guna mewujudkan peningkatan ketahanan pangan dan Kesejahteraan petani," kata Madjid dalam kunjungan pers di Tuban, Mulai Rabu (11/10) sampai Jumat (13/10) ini.
Madjid menambahkan, penerapan mekanisasi pertanian bisa menghasilkan percepatan peningkatan mutu pengolahan tanah, peningkatan intensitas pertanaman, efisiensi biaya produksi, penyelamatan kehilangan hasil, peningkatan mutu hasil dan peningkatan pendapatan petani. Sepanjang 2012 hingga 2017, Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan dengan maksimal.
Alat yang dibagikan seperti traktor roda dua dan empat, pompa air, transplanter, chopper, cultivator, dan hand sprayer dengan jumlah yang fantastis, yakni mencapai 314.188 unit.
Sedangkan untuk alsintan jenis combine harvester kecil, combine harvester sedang, combine harvester besar, dryer, power thresher, power thresher multiguna, corn sheller, corn combine harvester, dan rice milling unit mencapai 41.816 unit.
"Bantuan alsintan diharapkan dikelola secara bisnis oleh poktan atau gapoktan, untuk pemberdayaan masyarakat tani mandiri dalam pengadaan alsintan. Selain itu, juga menumbuhkembangkan industri alsintan yang berdaya saing tinggi termasuk industri UKM dalam penguatan perbengkelan dan penyediaan suku cadang alsintan," tandasnya.(dkk/jpnn)