Kementan Bocorkan Kunci Sukses Berkebun Nanas, Petani Wajib Tahu
Teknologi Budi Daya Nanas
Peneliti dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB, Sobir mengungkapkan Indonesia memiliki kebun nanas yang cukup besar di Lampung dan kualitas nanas yang dihasilkan tidak kalah dengan nanas level dunia, yang mana standarnya adalah MD2 dan MA2.
“Standar ekspor nanas di dunia adalah MD2 dan MA2. Lebih mudahnya dapat terlihat dari warna bagian luar yang hijau ke kuningan, warna bagian dalam kuning cerah, kemudian kadar gulanya skitar 14-18 persen, serta kadar asam 1.65-2.14 persen,” ungkap Sobir.
Lebih lanjut, Sobir menjelaskan bahwa kendala yang biasanya menghambat budi daya nanas adalah pemenuhan bibit yang tidak selalu terpenuhi.
Bibit nanas sendiri dapat diperoleh dari mahkota, biji, tunas, anakan, basal daun, hingga batang.
Bibit dari mahkota dapat langsung ditanam, sementara bibit dari biji tidak begitu disarankan karena prosesnya cukup lama.
“Pada umumnya, bibit diperoleh dari tunas dan anakan. Tetapi kali ini saya ingin berbagi ilmu memperoleh bibit dari basal daun dan batang melalui metode stek. Ukuran ideal untuk dijadikan bibit adalah lebih dari 25 cm dan bibit harus yang sehat. Kemudian, bibit dikelaskan agar ukuran saat panen dapat setara. Lalu, setiap bibit perlu direndam pada cairan pestisida terlebih dahulu untuk membunuh virus atau kutu putih yang menempel,” paparnya.
Untuk memenuhi standarisasi pasar nanas dunia, Sobir mengungkapkan dapat dilakukan dengan menyeimbangkan rasa manis dan asam di dalamnya. Rasa manis dapat diperoleh dengan meningkatkan fotosintesis dari cukupnya sinar matahari, cukupnya air, diperhatikannya suhu lingkungan, serta pengendalian OTP. Sementara itu, rasa asam dapat dikendalikan dengan pemberian pupuk urea dengan cukup.