Kementan Cetak 2000 Petani di 2021, Sebanyak 1000 Orang Dikirim ke Jepang
"Ini cara kami untuk menjawab kebutuhan regenerasi petani. Mau tidak mau, siap tidak siap harus lakukan hari ini juga," tuturnya.
Dedi mengakui saat ini jumlah petani milenial Indonesia masih terbilang minim.
Namun, kualitasnya sudah bisa dilihat di mana petani milenial mampu menguasai pasar dari hulu hingga hilir.
Dia menegaskan petani milenial juga cenderung adaptif dengan perkembangam teknologi.
"Jumlah petani milenial kita sejumlah 29 persen, tetapi dia menguasai sektor pertanian dari hulu hingga hilir," katanya.
Menurutnya, petani milenial juga mengubah pola pertanian menjadi sektor mandiri, profesional dan modern yang melakukan pemasaran produknya menggunakan teknologi.
Kendati begitu, sebelum mencetak petani milenial yang harus dilakukan pertama kali adalah transformasi pertanian dari yang awalnya hanya sekadar memenuhi kebutuhan belaka menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.
"Kalau sudah begitu niatnya sudah harus jelas orientasinya adalah bisnis yang menghasilkan uang," kata Dedi.