Kementan Dorong Luwu Utara Garap Pembibitan Sapi Potong
Melihat kondisi di sekitar UPTD yang jalannya berbukit-bukit, I Ketut meminta agar dibuatkan embung-embung untuk penyediaan air. Selain itu juga disarankan agar penerapan prinsip prinsip animal welfare yang wajib diperhatikan. Tempat turun dan naiknya sapi, pada area yang flat/datar, kandang isolasi jika ada ternak yang sakit serta obat-obatan yang cukup.
Pengawasan dan recording terhadap kondisi sapi dari kehilangan pun tidak luput dari perhatian I Ketut. Menurutnya perlu ada pengawasan 24 jam.
"Saya melihat Kabupaten Luwu Utara memiliki potensi pengembangan sapi dan potensi lahan pengembalaan, serta sumberdaya manusia dibidang peternakan yang cukup bagus. Namun perlu adanya penataan lahan dan menambah rumput yang berkualitas untuk Hijauan Pakan Ternak," kata I Ketut.
I Ketut juga menyarankan kepada Bupati Luwu Utara agar mengarahkan masyarakat sekitar untuk menanam rumput pakan hijauan seperti: Odot, Rumput Gajah, King Grass, Indigofera untuk menyongsong kedatangan sapi-sapi indukan brahman cross yang nantinya rumput tersebut dapat dijual ke UPTD.
Sehingga masyarakat juga ikut dilibatkan dalam pengembangan sapi dan menambah penghasilan harian masyarakat setempat, sehingga pada gilirannya kesejahteraan petani/peternak meningkat.
Menurutnya, karakteristik sapi brahman cross berbeda dengan sapi Bali. "Sapi brahman cross enggan birahi kalau pakannya tidak cukup dan tidak cocok", tambah I Ketut.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengatakan, daerahnya sudah siap untuk menerima kedatangan sapi brahman cross.
Indah menuturkan, hal ini sebagai bukti nyata pemerintah daerah Luwu Utara dalam mendukung kegiatan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).