Kementan Maksimalkan Lahan Rawa Demi Wujudkan Lumbung Pangan Dunia 2045
"Dengan kondisi Ph yang rendah, kita temukan Infara 2 yang bisa menyesuaikan produksi 6 ton," ucap Amran.
Yang kedua adalah teknologi. Yakni Water Management/Manajemen Air yang airnya harus tersikulasi, mengalir, tidak boleh mengendap, ini juga dapat mengangkat Ph tanah yang rendah.
"Kemudian yang ketiga adalah cara pengolahan. Pengolahan minimun tidak boleh diolah terlalu dalam, maksimal 30 cm sehingga ph rendah didalam tidak terganggu. Inilah tiga teknologi yang kita gunakan dan sudah berhasil. Bisa jadi nanti kedepan produksi bisa menjadi 10 ton tapi sekarang dari 2 ton menjadi 6 ton itupun sudah luar biasa," paparnya.
Produksi 2 ton menjadi 6 ton berasal dari Kalsel dan Sulsel. Tapi fokus Kementan ada 5 provinsi. Amran menyampaikan, target lahan seperti ini di Indonesia seluas 500 ribu hektare.
"Tahun lalu hanya 41 ribu hektar. Awal kita coba hanya 1000 hektar, naik 40 ribu dan tahun ini harus naik 10 kali lipat 500 ribu hektare," pungkas Mentan Amran.
Dalam kesempatan ini, Mentan Amran Sulaiman juga mendengarkan paparan dari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy terkait progress Program Serasi.
Di Kalsel potensi lahan rawa ada sekitar 257.300 ha. Dari jumlah tersebut yang sudah ada CP/CL (Calon Petani/Calon Lahan) seluas 160.481 ha. Sudah disurvey seluas 43.188 hektar dan sudah didesain seluas 38.121 hektar. Sementara yang dalam proses pekerjaan fisik kontruksi seluas 2.143 hektar. Yang sudah SP2D Rp 9,2 miliar dan yang dalam proses RPD Rp 26 miliar.
Dijelaskan Sarwo Edhy, melalui program ini, ditargetkan lahan yang belum pernah tanam bisa tanam sekali, yang sudah tanam sekali bisa dua kali, yang sudah tanam dua kali bisa dijadikam tiga kali. Sehingga terjadi optimalisasi dan nambah produksi untuk petani.