Kementan Pastikan Produksi Jagung Surplus, Sehingga Pasokan Pakan Ternak Stabil
Guru Besar Universitas Lampung dan sekaligus Ketua Umum PERHEPI Bustanul Arifin menjelaskan kegiatan produksi saja tidak cukup. Perlu adanya integrasi dengan kebutuhan pakan ternak yang juga menjadi tanggung jawab insan pertanian yang ada.
Dalam segi penggunanya, lanjutnya, kebutuhan pakan ternak diperuntukan bagi perusahaan besar dan menengah atas, kemudian sisanya adalah peternak kecil.
Peternak kecil lebih banyak terdapat di Blitar sehingga jagung yang ada belum cukup karena penduduk Blitar terkadang memerlukan jagung dari daerah lain.
“Indonesia masih ada persoalan bahwa harga jagung yang merupakan kesepakatan antara petani dan peternak hanya berlaku sesaat pada saat harga sangat tinggi,” kata dia.
Perlu diketahui, berdasarkan data penghitungan Badan Pangan Nasional, produksi jagung selama 2021 sejak Januari sampai Desember mencapai 15,7 juta ton. Kebutuhan jagung nasional sebesar 14,3 juta ton sehingga neraca pada tahun lalu surplus 1,4 juta ton. (cuy/jpnn)