Kementan Remajakan RPH Untuk Perkuat Hilirisasi Peternakan
"Yang kedua, RPH ini harus memenuhi higienitas, sesuai standar kesehatan dari peternakannya, dagingnya sehingga produk peternakan Gowa ini nantinya dapat bersaing dengan produk impor," lanjut Syahrul.
Ia menambahkan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, upaya pengembangan sektor pertanian dilakukan dari hulu ke hilir dan prosesnya tidak putus.
Nantinya, kata dia, pengembangan RPH Gowa tidak hanya sapi potong, sapi budi daya, tetapi juga sapi susu.
Menurut Syahrul, Kabupaten Gowa sejak dulu memang penghasil susu, sehingga ini perlu ditingkatkan lagi.
"Jadi bukan hanya mengembangkan sapi, tetapi kemudian setelah Idulfitri semua sapi dipotong tidak lagi berlanjut karena tidak ada industrinya, tidak ada hulu dan hilirisasinya yang jelas. Jadi mari kita coba," ucap Syahrul.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah mengatakan RPH Tamarunang terletak di Kabupataen Gowa yang dibangun pada 2000 sebagai RPH termodern di Indonesia timur saat itu.
"Permintaan kebutuhan daging yang makin meningkat dan makin berkualitas. Hampir seluruh peralatan pendukung yang modern yang pernah dimiliki kini perlu diremajakan," paparnya.
Ia meminta RPH ini difungsikan kembali sebagai salah satu mata rantai di hilir usaha peternakan sapi potong.