Kementan Siapkan Teknologi untuk Rawa Produktif
Padi Lokal yang berkembang di lahan rawa memiliki beragam jenis nama, antara lain Bayar, Lemo, Pandak dan beragam jenis Siam.
Karakteristik padi Lokal umumnya adaptif dengan kondisi agroekologi rawa, umurnya panjang 8-10 bulan, tetapi hasilnya rendah, yaitu 2-3 t/ha.
Pola tanam yang digunakan petani umumnya padi Lokal sekali dalam setahun (IP 1).
Peningkatan IP dapat dilakukan dengan penggunaan padi unggul adaptif lahan rawa.
Pengembangan padi ke lahan rawa memerlukan varietas yang adaptif terhadap cekaman lingkungan terutama kemasaman tanah dan keracunan besi di LRPS dan cekaman air (kekeringan/genangan) di LRL.
Kementan memperkenalkan varietas Inpara (Inbrida padi rawa) yang merupakan varietas padi adaptif lahan rawa. Ada sembilan varietas yang sudah dilepas, yaitu Inpara 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Varietas Inpara dirakit dengan memiliki keunggulan toleran terhadap keracunan besi (Inpara 1, 2, 3, 6, 7, 8 dan 9) dan toleran rendaman (varietas Inpara 4 dan Inpara 5).
Sementara itu, varietas toleran rendaman yang dikembangkan dari gen Sub-1 memiliki kemampuan recovery dengan cepat setelah mendapat cekaman genangan. Potensi hasil 5,0-7,6 ton per hektare dengan potensi hasil rata-rata di atas 5 ton per hektare.