Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kementan Tingkatkan Ekspor Sarang Walet Ke Tiongkok

Jumat, 26 Juli 2019 – 19:16 WIB
Kementan Tingkatkan Ekspor Sarang Walet Ke Tiongkok - JPNN.COM
FGD potensi ekspor sarang walet. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BOGOR - Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Kementerian Pertanian Banun Harpini mengajak para pelaku usaha sarang burung walet (SBW) untuk meningkatkan kualitas produksinya dan potensi ekspor nasional.

"Kita tahu potensi sarang burung walet kita sangat luar biasa. Apalagi negara kita merupakan habitat utama yang paling cocok dengan perkembangbiakan walet. Indonesia adalah pemasok terbesar pasar global, bahkan sampai 78 persen," ujar Banun dalam Focus Group Discussion di Hotel Salak Bogor, Jumat (26/7).

Untuk itu, kata Banun, persoalan walet yang selama ini menghambat ekspor dan investasi nasional bisa dipecahkan bersama melalui forum diskusi ini. Apalagi, pemerintah melalui lintas lembaga dan kementerian terus mendorong terbukanya keran ekspor menuju pasar global. "Ekspor sarang burung walet Indonesia tahun 2018 bisa mencapai Rp 40 triliun. Ini kan potensi besar kita yang terbukti menghasilkan devisa. Hanya memang tata niaga kita belum berjalan secara baik," katanya.

BACA JUGA: Perdana di Sumbar, Jambore Organik Kampanyekan Pangan Sehat

Banun mengatakan, saat ini pemerintah juga memberi perhatian khusus pada sarang burung walet kotor yang masih berusaha diekspor ke negara Tiongkok. Temuan seperti ini, kata dia, tidak boleh lagi diperjualbelikan ke pasar internasional, khususnya negara Tiongkok. "Untuk masuk ke Tiongkok, sarang burung walet harus memenuhi persyaratan yang cukup detil, agar tidak dinilai ilegal negara tujuan. Kami juga menemukan kasus lain seperti keluar masuk melalui jalur-jalur yang tidak resmi," jelas dia.

Banun berharap, melalui kerjasama yang baik antar lintas sektor, Indonesia akan optimal memenuhi kebutuhan industri dan pengolahan sarang burung walet. Negara Tiongkok memberikan kuota 150 ton per tahun, namun kita baru hanya mengirimkan secara langsung sebanyak 70 ton dari 21 perusahaan yang teregistrasi. "Kita ingin menjadikan sarang burung walet sebagai icon ekspor Indonesia karena habitat yang cocok ekosistem mereka ada di kita," katanya.

BACA JUGA: Cara Jitu Kementan Selamatkan Sawah Kekeringan di Indramayu

Kepala Pusat Karantina Hewan Agus Sunanto, mengatakan bahwa volume ekspor dan perdagangan Indonesia selama empat setengah tahun terakhir terus mengalami peningktanya yang signifikan. Untuk itu, pihaknya terus melakukan upaya pengawasan dan registrasi dokumen bagi pelaku usaha dalam memulai proses pemasaran. Langkah ini penting mengingat kelengkapan dokumen adalah alur dan akses dalam menumbuhkan perkembangan ekspor.

Kementan mengajak para pelaku usaha sarang burung walet (SBW) untuk meningkatkan kualitas produksinya dan potensi ekspor nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close