Dia menambahkan, sebenarnya pelatih sudah menolong korban, tapi tidak membuahkan hasil. Akhirnya, pelajar kelas XI SMK 1 Dander tersebut dilarikan ke Klinik Sehat Bangilan. Namun, nyawanya tidak tertolong. Selanjutnya, sekitar pukul 01.00, jasad Arifin dibawa ke kamar jenazah RSUD Sosodoro Djatikoesomo, Bojonegoro, untuk diotopsi.
Sejumlah anggota keluarga dan pelatih tampak berjaga hingga pagi kemarin (25/4). Pihak keluarga masih menunggu hasil otopsi di depan kamar jenazah. Teman-teman korban dari pencak silat Persaudaraan Setia Hati juga ikut berbelasungkawa.
Warno menyatakan, atas kejadian itu, perguruan pencak silat akan memberikan santunan. Sebab, latihan itu tidak bertujuan untuk menganiaya. ""Ini bukan kesengajaan, tetapi hanya kecelakaan,"" ungkapnya.
Meski demikian, dia memastikan bahwa perguruan pencak silat tidak akan menghukum pelatih tersebut. ""Kalau dikeluarkan dari perguruan, tidak mungkin. Mungkin hanya pembinaan,"" tuturnya. (haf/jpnn/c5/ami)
BOJONEGORO - Rabu malam menjadi latihan pencak silat terakhir bagi Muhammad Zaenal Arifin, 16. Belia yang tinggal di Desa Mojoranu, Kecamatan Dander,