Kenali Tanda-tanda Stres pada Anak
jpnn.com - Banyak yang mengira anak tidak akan mengalami stres, karena tanggung jawabnya masih sedikit. Terlebih, anak tak perlu memikirkan pekerjaan yang menumpuk, masalah keluarga atau konflik dengan rekan kerja, layaknya orang dewasa.
Kenyataannya, stres pada anak bisa terjadi.
Stres merupakan respon terhadap perubahan pada diri anak. Penyebab stres (stresor) bisa berasal dari luar maupun dalam diri sang anak itu sendiri.
Stresor pada anak bervariasi dan terus berkembang seiring usianya. Sebagai contoh, stresor pada balita adalah cemas berpisah (separation anxiety) dengan orang tua atau pengasuhnya.
Sementara itu, stresor pada anak usia sekolah bisa berupa lingkungan sekolah atau tekanan teman kelompoknya.
Hal lain yang dapat menjadi stresor pada anak adalah lingkungan baru saat anak pindah tempat tinggal atau pindah sekolah, anggota keluarga yang meninggal, atau perceraian orang tua.
Selain itu, pencetus stres lainnya, bisa berwujud kekhawatiran akan prestasi di sekolah, tekanan dari teman sebaya, keinginan untuk menguasai keahlian tertentu (misal dalam olahraga), hingga perubahan saat pubertas.
Tentu tidak semua stres berdampak buruk bagi anak. Sebagai contoh saat anak dipacu oleh pelatih olahraga, hal tersebut bisa mendorong anak untuk menguasai keahlian dalam olahraga tersebut.