Kenalkan ITX, Dispar DKI Kumpulkan Pelaku Industri Pariwisata
Kedua, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. Ketiga, devisa pariwisata USD 1 Juta, menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 170%. Itu terbilang tertinggi dibanding industri lainnya.
“Jadi kalau selama ini orang mengkategorikan industry itu menjadi migas dan nonmigas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non pariwisata,” kata Arief.
Lagi-lagi soal devisa? Pariwisata masih berada di posisi ke-4 penyumbang devisa nasional, sebesar 9,3% dibandingkan industri lainnya. Tapi, pertumbuhan devisa pariwisata itu tertinggi, 13%. Industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif. “Ini penting: Biaya marketing yang diperlukan hanya 2% dari proyeksi devisa yang dihasilkan,” katanya.
Dalam hal tenaga kerja, Pariwisata penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, 8,4% nasional dan urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30% dalam waktu 5 tahun. “Karena itu menggenjot pariwisata itu menyelesaikan banyak persoalan negara,” kata Sam Nugroho menggaris bawahi statemen Menpar Arief Yahya.
Di forum itu, juga tampil Don Kardono, Stafsus Menpar Bidang Media. Dia mengupas sosmed marketing, menggunakan media sosial untuk mempromosikan potensi pariwisata kita, dari nature, culture dan manmade.
"Jakarta itu paling banyak punya event internasional, dari MICE, sport events, festival, showbiz, dan lainnya. Ke depan, website dispar DKI harus sudah punya calender of event selama setahun penuh, yang diupload dan tidak bergeser tanggal, sehingga bisa dimasukkan dalam strategi promosi DOT. Destinasi Originasi dan Timeline," kata Don Kardono.
Satu sesi lagi yang merupakan gong digitalisasi industri itu adalah Digital Market Place (DMP), yang dinamai ITX, Indonesia Travel X-change. Samsriyono menjelaskan di era digital, industri juga harus bisa bersaing mengikuti kemauan zaman. Online Travel atau biasa disebut OTA semakin gencar ke semua sektor, baik di transportasi, telekomunikasi termasuk di tourism.
"Karena itulah Kemenpar membangun digital market place ini untuk mensupport industri agar bisa bersaing di level global," kata Sam.