Kenangan Terakhir Umi Salamah, Mahasiswi Asal Demak dengan Istri Dubes RI di Pakistan Ny Listyawati Burhan
Bertemu saat Latihan Tari Sehari Sebelum Kecelakaanjpnn.com - Kecelakaan helikopter yang menewaskan Ny Hery Listyawati Burhan, istri Duta Besar RI di Islamabad membuat para mahasiswa Indonesia di Pakistan ibarat kehilangan induk. Berikut catatan Umi Salamah, mahasiswi asal Demak, Jawa Tengah yang sedang menempuh program pascasarjana di International Islamic University Islamabad, Pakistan, tentang sosok Ny Listyawati melalui tulisan yang dikirimkan ke Radar Semarang (Jawa Pos Group).
= = = = = = = = = = = =
SELAMA ini Bapak Burhan dan istrinya dikenal sangat dekat dengan para mahasiswa yang sedang merantau menuntut ilmu di negeri Benazir Butho. Saya yang kebetulan menjadi mahasiswi pascasarjana di International Islamic University Islamabad, Pakistan cukup mengenal Bapak Burhan dan istrinya. Keduanya merupakan sosok yang mampu berperan sebagai orang tua kandung. Tempat bersandar sekaligus mengadu.
Dengan meninggalnya Ibu Hery, mahasiswa di Pakistan sangat kehilangan. Kami sebelumnya tidak menyangka, kecelakaan itu menimpa Bapak Dubes RI dan istrinya. Sebab, sore hari sehari sebelumnya, tepatnya pada Kamis (7/5), para mahasiswi sempat bertatap muka dengan beliau.
Sore itu kami dengan semangat menunggu jemputan mobil dari KBRI. Kebetulan kami sedang mengadakan latihan tari daerah khas Indonesia untuk mempersiapkan acara ASEAN Food yang rencananya akan diadakan dua minggu lagi.
Setelah dijemput kendaraan dari KBRI, rombongan mahasiswa Indonesia akhirnya bertemu dengan Bapak Dubes dan istrinya. Setelah tiba di Aula Embassy Indonesia untuk Pakistan, para mahasiswa sempat kaget antara senang ketemu dengan keduanya, sekaligus sedih karena mereka merasa belum benar-benar siap untuk tampil dalam acara ASEAN Food.
Meski demikian, kita tetap menghampiri beliau serta berucap salam layaknya seorang anak ketemu dengan orang tua kandungnya. Saat itu, wajah Ibu Lilis -sapaan akrab Ibu Hery Listiyawati– begitu familiar dan senyum khasnya memberikan semangat tersendiri bagi kita yang merantau jauh dari keluarga.
Bertemunya para mahasiswa dengan Bapak Dubes dan istri membuat kami merasa tidak sendiri atau jauh dari keluarga. Beliau menganggap kami sebagai keluarga dan sosok anak yang membutuhkan naungan dari seorang ibu. Bapak Burhan pun sore itu menyambut kami dengan senyuman yang merekah, seakan-akan gembira dengan kedatangan para mahasiswi dan mengharapkan kami agar bisa membawa nama baik bangsa Indonesia di mata dunia.