Kenapa Vanuatu Selalu Begitu Kepada Indonesia?
Oleh: Dhimam Abror DjuraidBenny Wenda sekarang hidup dalam eksil di Inggris, dan tetap aktif melakukan lobi-lobi politik untuk menyuarakan tuntutan kemerdekaannya.
Apa yang dilakukan Vanuatu di SU PBB menunjukkan bahwa lobi-lobi gerakan Papua merdeka masih tetap berjalan.
Negara-negara kepulauan di Pasifik setidaknya menunjukkan simpati terhadap gerakan itu, karena mereka mempunyai kesamaan etnis dengan masyarakat Papua yang sama-sama ras Melanesia.
Gerakan Vanuatu ini tidak bisa dianggap remeh, karena meskipun hanya negara kecil, tetapi bisa menimbulkan problem serius. Sebagai negara kecil, Vanuatu memang tidak sebanding dengan Indonesia.
Namun, solidaritas negara-negara kepulauan Pasifik yang simpatik terhadap gerakan kemerdekaan Papua, bisa menjadi pressure group yang merepotkan Indonesia.
Apa yang terjadi dengan Timor Timur bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia. Bahwa proses integrasi yang direkayasa tidak akan bisa abadi, dan pada saatnya akan terjadi pemisahan jika kondisi geopolitik berubah.
Pada 1975 Indonesia melakukan Operasi Seroja ke Timor Timur untuk menghadapi kelompok separatis Fretilin yang ingin memerdekakan diri. Operasi militer Indonesia ini mendapat dukungan dari Amerika yang baru saja kalah memalukan di Vietnam.
Jatuhnya Vietnam ke tangan komunis dikhawatirkan akan membawa pengaruh ke negara-negara Asia Tenggara. Keberadaan Fretilin di Timor Timur dianggap sebagai munculnya komunisme di pintu belakang rumah Indonesia, yang membuat tuan rumah gerah.