Kepala BKP Kementan: Ketersediaan dan Harga Pangan Aman Terkendali
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Agung Hendriadi menyatakan ketersediaan dan harga pangan aman dan terkendali. Hal tersebut diungkapkan Agung setelah mendengar langsung laporan dari para Kepala Dinas Pangan seluruh Indonesia melalui video teleconference di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Dalam kesempatan tersebut, para kadis pangan secara bergiliran melaporkan kondisi ketersediaan dan harga pangan di daerah masing-masing khususnya 11 komoditas pangan strategis yaitu, beras, jagung, daging ayam, daging sapi, telur, minyak goreng, gula pasir, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.
Secara umum, komoditas pangan strategis harganya stabil, aman dan terkendali, kecuali gula pasir yang mengalami kenaikan hampir di semua provinsi, karena terbatasnya pasokan di pasar. Namun harga gula pasir ini dalam 1-2 Minggu ke depan diharapkan akan stabil di angka Rp. 12.500 sesuai Harga Eceran Tertinggi, setelah ada tambahan gula sebanyak 400 ribu ton dalam waktu dekat, yang berasal dari pengalihan 250.000 ton gula rafinasi menjadi gula konsumsi (GKP) dan impor 150.000 ton GKP.
Untuk bawang putih, masih ada sebagian provinsi yang harganya masih tinggi. Agung Hendriadi menyatakan importasi bawang putih akan segara tiba akhir maret atau awal April.
Sedangkan bawang merah dan cabai rawit merah di beberapa provinsi produksinya berlebih, namun di provinsi lain ada yang kekurangan, seperti di Yogyakarta, Kalimantan Barat, dan NTT yang kekurangan pasokan cabai.
Menanggapi hal tersebut, Agung Hendriadi mengatakan, daerah yang mengalami kekurangan pasokan agar disuplai dari daerah yang produksinya surplus. Misalnya Yogyakarta bisa dipasok dari Jateng atau Jatim, dan Kalbar dipasok dari Kalsel. Kekurangan bawang merah di Sulut, bisa dipasok dari Sulsel yang produksi bawang merah berlebih.
Agung meminta kepada para Kadis yang kesulitan dalam hal ketersediaan pasokan, segera berkoordinasi dengan BKP, agar stabilitas pangan tetap terjaga.
“Daerah yang pasokan pangannya surplus, agar dapat membantu daerah minus. Antar kadis harus saling berkomunikasi. Bila ada kekurangan laporkan ke kami. Kita akan bantu dengan subsidi distribusi,” ujar Agung.