Keppres Badan Otorita BTS Optimis Dongkrak Perekonomian Jatim
Salah satu cara, katanya, yang bisa dilakukan dengan membekali masyarakat sekitar dengan kemampuan dan wawasan tentang objek wisata di kawasan tersebut. Dengan demikian, masyarakat bisa menjadi pemandu wisata bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Dirinya juga mendorong adanya desa wisata, yang menjadikan masyarakat sebagai bagian dari pendukung potensi wisata di kawasan tersebut. Sebab dengan konsep desa wisata, masyarakat menjadi bagian industri wisata yang ada di sekitar mereka. Bahkan mereka menjadi bagian penting dari objek wisata yang ada.
“Masyarakat sekitar tak boleh menjadi penonton dari tumbuhnya industri wisata di sekitar mereka. Masyarakat harus terlibat dan menikmati keberadaan industri wisata. Karena itu, mereka harus dipersiapkan. Kami akan atur itu di dalam Raperda Pariwisata yang sedang bahas Komisi B,” tegasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut, Per Juli 2016, Badan Otorita BTS yang disiapkan untuk mengelola kawasan Gunung Bromo, Tengger dan Semeru akan mulai bekerja. Hal ini merupakan wujud dukungan pengembangan bagi destinasi wisata setempat.
“Badan otorita adalah perwakilan pemerintah pusat di daerah yang fokusnya menjadikan kawasan BTS menjadi destinasi luar biasa,” ujar Menpar Atief Yahya.
Menpar Arief Yahya menuturkan, badan otorita dibentuk agar pengelolaan BTS berfokus pada satu manajemen. Sehingga tidak terjadi benturan antar pengelola di kawasan wisata BTS. “Kami sepakat satu destinasi dikelola oleh satu pengelola, yaitu badan otorita,” lanjutnya.
Menteri Arief Yahya juga mengimbau kepada masyarakat atau pihak yang berkeinginan memberi usul serta masukan mengenai pengembangan wisata BTS untuk berkoordinasi dengan badan otorita. Pasalnya, badan ini merupakan perwakilan dari seluruh kementerian.
“Jadi tidak perlu datang ke Jakarta, karena di daerah sudah ada perwakilan seluruh menteri terkait,” kata mantan Direktur Utama PT Telkom Indonesia tersebut.