Keputusan Putin kali Ini Diapresiasi Obama
jpnn.com - MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan jet-jet tempur Rusia meninggalkan Pangkalan Udara Hmeimim di Provinsi Latakia, Syria. Kemarin (16/3) penarikan personel dan armada militer Rusia berlanjut. Itu adalah penarikan kedua yang dilakukan militer Rusia dari Syria. Setelah kelompok terbang pertama yang pulang ke pangkalan militer permanen di wilayah Rusia, kelompok terbang berikutnya menyusul kemarin.
Selasa lalu (15/3), begitu tiba kembali di pangkalan masing-masing, pesawat-pesawat militer yang baru pulang menunaikan tugas di Syria tersebut mendapatkan sambutan bak pahlawan. Bahkan, militer sengaja menggelar upacara penyambutan di Kota Voronezh. Pilot-pilot yang keluar dari ruang kemudi langsung diberi hadiah berupa roti dan garam, sesuai tradisi kuno Rusia.
Penyambutan bak pahlawan tersebut wajar. Setidaknya, itu yang disampaikan Matthew Chance, koresponden politik CNN yang berbasis di Rusia. "Penarikan pasukan tersebut adalah pengumuman kemenangan Putin. Dia sengaja memanggil pulang sebagian besar kekuatannya di Syria sebelum semuanya berubah menjadi lebih parah," ujarnya. Maka, sebelum menanggung kerugian besar, Putin mencabut pasukannya dari palagan.
"Kami akan tetap mengoperasikan beberapa pangkalan udara maupun pangkalan maritim milik kami yang ada di Syria," terang jubir pemerintah mengutip pengumuman Putin.
Meski sejumlah besar personel dan armada militernya ditarik pulang, Rusia tidak akan sedikit pun mengendurkan aksi antiteror menarget militan Negara Islam (ISIS) di Syria. Khususnya yang berada di sekitar Kota Palmyra.
Penarikan pasukan tahap kedua itu menuai apresiasi Washington kemarin. "Ada indikasi kuat bahwa Rusia serius dengan keputusannya tersebut," terang jubir pemerintahan Presiden Barack Obama. Pekan depan Washington menjadwalkan John Kerry berkunjung ke Negeri Beruang Merah itu. Di Moskow dia bakal bertemu dan berdialog langsung dengan Putin.
Washington berharap pertemuan Kerry dengan Putin itu akan membuahkan hasil positif. Apalagi, perang sipil di republik tepi Laut Mediterania tersebut sudah memasuki tahun keenam. "Ini kesempatan terbaik untuk berdialog dengan Rusia. Kami harus bisa memanfaatkannya dengan baik," tutur Kerry tentang rencananya. Dia mengatakan bahwa lawatan ke Rusia akan dia lakukan setelah pulang dari Kuba.
Dari Kota Jenewa, Swiss, PBB juga memuji kebijakan mengejutkan Putin tersebut. Utusan Khusus PBB untuk Syria Staffan de Mistura menyebut penarikan pasukan dan jet tempur Rusia itu sebagai perkembangan signifikan menuju perdamaian. "Kami harap semua ini akan mendatangkan dampak positif bagi perundingan yang sedang berjalan," ungkapnya merujuk pada dialog damai Syria.
Dari Iran, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menyebut kebijakan Rusia menarik sebagian besar pasukannya dari Syria itu sebagai sinyal positif. "Dengan menarik pasukan, Rusia menganggap gencatan senjata sementara yang sekarang berlangsung itu sebagai sesuatu yang penting. Ini sinyal positif. Kita lihat dan tunggu saja apa kelanjutannya," papar Zarif. (AFP/Reuters/CNN/hep/c9/dos/flo/jpnn)