Kerelawanan Bedakan Pendukung Jokowi dengan Massa Bayaran
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, AA Ari Dwipayana menila ada semangat kerelawanan luar biasa yang ditunjukkan para pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pasalnya, relawan dan pendukung pasangan capres yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu bisa bergerak secara sukarela dan bahkan mau keluar duit untuk beraksi sebagai bentuk dukungan.
Kesan itu pula yang ditangkap Ari dari acara tarian flash mob yang dilakukan puluhan ribu pendukung Jokowi-JK saat acara car free day (hari bebas kendaraan bermotor) di ruas Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (22/6). Ari meyakini para peserta flash mob itu belum tentu pemilih PDIP, partai yang menjadi tempat Jokowi berkiprah sebagai politisi.
"Kita lihat mereka datang dari berbagai wilayah dalam bentuk keswadayaan, datang untuk mendukung Jokowi-JK secara sukarela. Itu berbeda misalnya kalau (massa) dimobilisasi di suatu tempat dengan mengerahkan simpul massa dari suatu wilayah," kata Ari melalui layanan BlackBerry Messenger, Minggu (22/6).
Menurut Ari, volunterisme rakyat itu biasanya muncul benar-benar murni karena figur. Mereka hadir bukan karena ingin menonton ikon lain seperti musisi atau artis di suatu acara kampanye. “Saya lihat yang flash mob itu sebagai suatu bentuk kesukarelaaan yang didasarkan ada insiatif sendiri,” ulas Ari.
Ditambahkannya, kesukarelaan pendukung Jokowi itu mirip dukungan ke Megawati Soekarnoputri di awal-awal reformasi. Kala itu rakyat tanpa dikomando secara sukarela bergerak untuk Megawati yang menjadi simbol perlawanan terhadap Orde Baru.
Hal itu pula yang membedakan volunter pendukung Jokowi dengan mobilisasi massa bayaran. "Kesukarelaan ini adalah titik balik penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Rakyat membela sesuatu bukan karena dibayar, namun punya kesadaran dan keinginan memperjuangkan sesuatu," ulasnya.(ara/jpnn)