Keren, Kementan Lepas Puluhan Petani Muda Indonesia Magang ke Jepang
"Peluang pelatihan atau magang di negara-negara maju dalam bidang pertanian seperti Jepang, Taiwan, Australia, dan Korea harus dimanfaatkan dengan maksimal," ujar Dedi.
Dikatakan Dedi, pembelajaran secara langsung di bawah supervisi petani maju Jepang diharapkan bisa menjadi alat transfer teknologi, pengetahuan, etos kerja, dan kreativitas dalam mengembangkan usaha pertanian.
"Rakyat Jepang yang berjumlah besar bisa menjadi pintu kerja sama ekonomi pertanian berupa pemasaran produk yang bernilai tinggi dan menguntungkan," kata Dedi.
Menurutnya, tidak berhenti dan berfokus pada pemberangkatan saja, tetapi dipikirkan pula setelah kembali berupa pembinaan dan percepatan perkembangan usaha agribisnis alumni-alumni pelatihan luar negeri.
"Mereka harus menjadi pionir, role model petani, dan agripreneur yang sukses," tegas Dedi.
Dedi berharap melalui program magang Jepang memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendapatkan keterampilan secara langsung serta menumbuhkan nuansa kerja yang kondusif.
Hal itu juga untuk mendorong terciptanya inovasi, agar saat kembali bisa menjadi wirausahawan ataupun petani muda yang andal dengan menerapkan teknologi tinggi.
Dia menjelaskan sejak 1984, Kementerian Pertanian melaksanakan peningkatan kapasitas pemuda tani di bidang pertanian melalui program pelatihan dan Magang ke Jepang.
Hingga saat ini telah ada 1.384 peserta yang dikirimkan.
Program itu merupakan kerja sama antara Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dengan Accepting Organization (AO) yang terdiri dari Japan Agricultural Exchange Council (JAEC), Niigata Agricultural Exchange Council (NAEC) International Agricultural Exchange Association (IAEA) Gunma, dan Ibaraki Chuo Engei (ICE). (mrk/jpnn)