Keren, Petani Lidah Buaya Binaan Kementan Untung Rp 500 Juta per Tahun
jpnn.com, BOGOR - Suhendi, petani asal Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, menjadi pengusaha sukses dengan omzet yang menggiurkan. Hanya bermodal lahan seluas 3 ribu meter persegi, petani lidah buaya ini meraup omzet kurang lebih Rp 500 juta per tahun.
Bisnis lidah buaya ini diciumnya setelah mengetahui banyak khasiat yang terkandung dalam tanaman tersebut. Sebelumnya, Suhendi hanya bercocok tanam buah pepaya.
BACA JUGA: Kementan Pasok Alsintan Perpompaan untuk Petani Kerinci
"Lidah buaya, selain bermanfaat untuk kecantikan, juga bermanfaat untuk mag kronis, panas dalam, meriang, pilek, diabetes, masuk angin, stamina dan juga bagus buat antioksidan. Khasiatnya luar biasa," kata Suhendi saat ditemui di Ladang Pertanian Lidah Buaya, Desa Cimande, Selasa (12/3).
Menggeluti bisnis lidah buaya menuntut Suhemi harus kreatif dalam pengelolaan dan pemasaran. Sampai saat ini, hasil produksi lidah buaya Suhemi bisa dijual dalam bentuk baku dan olahan. Untuk baku Suhemi bisa menjual langsung pelepahnya, sedangkan olahan bisa dibuat pil lidah buaya dan teh lidah buaya.
Dalam satu bulan, angka penjualan pelepah lidah buaya bisa mencapai 2,4 ton. Harga jual Rp 6 ribu per pelepah. Untuk menjual pelepah saja, Suhemi bisa menciptakan omzet Rp 14,4 juta sebulan.
Untuk olahan, Suhemi bisa menjual 500 botol pil lidah buaya kepada orang yang membutuhkan. Sejauh ini, Suhemi hanya menjual untuk orang yang dikenal dan orang yang di sekitarnya. Penjualan masih dilakukan secara konvensional, dari mulut ke mulut.
"Satu botol isinya 50 pil. Satu botol harganya Rp 50 ribu, sebulan biasanya laku 500, total Rp 25 juta," kata dia.