Kerjasama Polri dengan Australia Masih Beku
JAKARTA--Hubungan antara Pemerintah Indonesia dan Australia yang sempat memanas karena insiden penyadapan, kini berangsur kondusif. Namun, belum banyak berdampak kepada pemulihan kerja sama bilateral antar kedua negara. Khususnya, hubungan antar sejumlah lembaga seperti militer maupun penegak hukum. Sebagai contoh, hubungan Mabes Polri dan Australian Federal Police (AFP) hingga saat ini masih beku.
Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie mengatakan, pihaknya masih belum menyambung hubungan dengan AFP. Salah satu kerjasama penting, yakni pencegahan people smuggling atau penyelundupan manusia masih putus. Begitu pula dengan Detasemen Khusus (Densus) 88.
"Yang berkaitan dengan Densus masih distop. Tapi, kegiatan penyelidikan di Indonesia masih jalan terus," terangnya, Rabu (27/11).
Ronny menjelaskan, kerja sama yang dilakukan Polri dengan AFP sebenarnya lebih banyak dalam hal alih teknologi. Penyidik Polri yang tadinya tidak memiliki pengalaman bekerja dengan teknologi tinggi, mendapat transfer ilmu bahkan peralatan. Kerja sama tersebut memudahkan Polri untuk menangani kasus-kasus cybercrime (kejahatan dunia maya).
Kini, para penyidik makin melek teknologi sehingga ketergantungan dengan asing pun tidak sebanyak dulu. dalam penanganan 17 kejahatan transnasional, Polri masih bekerjasama dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, namun dalam hal pertukaran informasi.
Menurut Ronny, pihaknya tidak khawatir jika penanganan kejahatan semacam people smuggling tidak lagi bekerjasama dengan Australia. Sebab, Polri juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi. Itu terbukti datri makin banyaknya kasus people smuggling yang terungkap. (byu/ca)