Kesan Anak Muda tentang Kebesaran Jiwa Bu Mega
jpnn.com, JAKARTA - Cerita-cerita yang dipaparkan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam acara Bu Mega Bercerita di Jakarta, Senin (7/1) rupanya membekas di benak anak milenial. Pemuda asal Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Ramond Dony Adam yang ikut menyimak cerita Megawati menangkap kesan tentang kebesaran jiwa putri Proklamator RI Bung Karno itu.
Dony bersama ratusan muda mudi lainnya menyimak cerita Megawati di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat yang digelar khusus sebagai rangkaian acara ulang tahun ke-46 partai berlambang kepala banteng itu. Hal yang membekas di benak Dony adalah pesan Presiden Kelima RI itu kepada generasi muda agar tak ikut-ikut menghujat presiden-presiden RI sebelumnya, termasuk penguasa Orde Baru (Orba) Soeharto.
Bagi Dony, pesan dari Megawati itu menunjukkan ketulusan dan kebesaran jiwa. Sebab, jika melihat Bung Karno bagaimana Bung Karno dilengserkan dan diperlakukan hingga akhir hayatnya, bisa saja menyisakan dendam bagi anak-anaknya.
"Yang paling berkesan dari acara Bu Mega Bercerita adalah tentang Bung Karno diturunkan dengan cara kurang baik. Itu menjadi pembelajaran juga mengapa ketika Pak Harto dihujat, Ibu Mega melarangnya," kata Dony di Jakarta, Selasa (8/1).
Mantan disc jockey yang kini menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR dari PDIP untuk daerah pemilihan Aceh I itu menuturkan, Megawati mewanti-wanti generasi milenial agar tak menghujat siapa pun presiden yang telah menunaikan jabatannya. Sebab, selama ini mantan Presiden RI selalu dihujat meski saat berkuasa selalu dipuja-puja.
“Yang disampaikan Ibu Mega memang benar. Seluruh presiden republik ini selalu menerima hujatan di masa akhir jabatannya," tutur Dony.
Mantan tukang buah di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat itu mengatakan, setiap orang bisa memiliki penilaian masing-masing tentang para pemimpin RI. Namun, Dony juga mengenang hadis Nabi Muhammad tentang kewajiban bagi setiap muslim menaati pemimpin sepanjang tidak menyuruh berbuat maksiat.