Keseimbangan yang Diinginkan Jokowi Akhirnya Tercapai, Tolong Jangan Mudik Ya
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemerintah melarang kegiatan mudik pada masa libur lebaran tahun ini. Menurut dia, jika ritual pulang kampung jelang Hari Raya Idulfitri tersebut dibiarkan begitu saja, kerja keras pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 jadi sia-sia.
Jokowi tampaknya cukup puas dengan kinerja pemerintah sejauh ini. Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, keseimbangan antara penanganan masalah ekonomi dan kesehatan yang berulang kali ditekankannya, kini telah tercapai.
“Pertumbuhan ekonomi kita di 2020 minus 2,1 persen. Kita hanya kalah dari RRT (China) yang plus. Amerika, Jepang, Jerman, itu minus banyak. Untuk kasus COVID-19, kita 4.000-an sampai 5.000-an (per hari), ini jauh turun dibandingkan Januari-Februari yang di atas 10.000,” ujar Jokowi, Selasa (20/4).
Jokowi menginginkan pencapaian yang tidak dimiliki oleh banyak negara tersebut dipertahankan sekuat tenaga. Memastikan tidak ada lagi lonjakan kasus COVID-19 adalah salah satu kunci.
Dalam konteks inilah, melarang masyarakat mudik lebaran jadi keputusan krusial yang wajib diambil. Menurut Jokowi, data setahun terakhir menunjukkan bahwa mobilitas besar-besaran pada musim liburan selalu diikuti lonjakkan kasus COVID-19
"Setelah lebaran tahun kemarin, rata-rata kasus positif (di Indonesia) naik sebesar 68 hingga 93 persen," ungkap Jokowi.
Presiden membeberkan bahwa lonjakan juga terjadi pascalibur Hari Kemerdekaan, Tahun Baru Islam, Maulid Nabi, dan Hari Raya Natal tahun lalu.
Lebih lanjut Jokowi mengingatkan bahwa larangan mudik pada dasarya adalah upaya melindungi masyarakat dari penyakit mematikan. Karena itu, dia memohon dengan sangat kepada siapapun yang masih berencana mudik jelang Idulfitri nanti, agar membatalkan niat tersebut.